Mawar di Semak Belukar

Redup matanya seakan membuatku merasakan kedamaian

Lembut suaranya seolah aku sedang dinyanyikan

Riuh pembicaraan tetangga, gaduh harta tak membuatmu terbuai di dalamnya

Tajam lidah yang menghardikmu

Hanya kauanggap angin lalu

 

Ibu,

bagaimana mungkin aku tak tumbuh dan melihat dunia sebaik ini?

Mawar yang selalu kau perlihatkan,

Di antara dedurian semak belukar yang menyakitkan

 

Ibu,

betapa besar titipan Tuhan yang aku terima

hingga debu pun tak kuasa untuk menyentuhku

Angin seolah menjagaku dengan hembusannya

Matahari, mengawasiku dengan cahaya terangnya

Malam enggan muncul membawa kesunyiannya

 

Jika ku boleh berdialog pada Sang Pencipta,

Oh, Pemilik Jiwa

Di pintu-Mu aku mengetuk

Pertemukanlah pada mawar indahku

Di keabadian surga-Mu “ibuku”

 

(Vinny Fhiadina N.)

Skip to content