Ketua LEM UII: Masih Banyak Kebijakan Kampus yang Menekan Mahasiswa

Himmah Online, Kampus Tepadu – Ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (LEM UII) terpilih M. Husain Nashar, menyatakan bahwa masih banyak kebijakan-kebijakan UII yang menekan mahasiswa. Hal itu menurutnya membuat mahasiswa terpenjara di dalam ruang kelas.

Dua di antara kebijakan kampus yang menurutnya menekan mahasiswa adalah presensi dan tugas perkuliahan. Hal itu, katanya, membuat mahasiswa tak memiliki kesempatan yang banyak untuk bisa mengembangkan kemampuan non-akademiknya.

Husain mengatakan bahwa kampus seharusnya memberikan mahasiswa keleluasaan untuk mengembangkan potensinya di luar kelas. Keleluasaan tersebut, ungkapnya, akan membuat mahasiswa dapat mengasah kemampuan komunikasi dan kepemimpinannya. “Kemampuan itu dapat dilatih entah (saat) sebagai wartawan kampus ataupun aktivis organisasi lainnya.”

Pendidikan yang baik, bagi Husain, adalah yang mampu membuat mahasiswanya menjadi seorang intelektual. “Ia tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas. Tapi juga keberanian untuk membela kelompok-kelompok yang lemah. Seorang intelektual harus merakyat.”

Di dalam model pendidikan yang ada saat ini, lanjutnya, secara tidak sadar mahasiswa hanya diarahkan untuk menjadi tenaga kerja industri, bukan menjadi seorang pemimpin dan intelektual. “Saya selalu mengkritik model pendidikan yang seperti itu,” ungkapnya.

Kepada tim Himmah Online, Husain berharap LEM UII dapat membantu mahasiswa mengurangi permasalahan-permasalahan yang ada dan mendapatkan hak-haknya. “Misalkan mendapatkan hak fasilitas yang layak. Coba lihat itu pembangunan rumah sakit pendidikan dan gedung baru Fakultas Ilmu Agama Islam, belum terangkat lagi isunya.”

Untuk mewujudkannya, ungkap Husain, LEM UII akan mencoba untuk mengoptimalisasi perannya sebagai wadah pembentukan budaya intelektual mahasiswa. Dari hal itu pula, katanya, diharapkan dapat terbentuk intelektual-intelektual yang berpihak kepada masyarakat yang lemah.

LEM UII juga akan melakukan kajian-kajian akademik—dalam bentuk diskusi—yang berhubungan langsung dengan persoalan aktual yang dihadapi masyarakat. “Misalnya, isu-isu yang sedang terjadi di Yogyakarta akhir-akhir ini. LEM UII, jika memungkinkan, akan bersikap terkait permasalahan tersebut. Namun, saya pastikan sikap LEM UII tidak akan terkontaminasi oleh kepentingan politis.”

Husain berharap, misi LEM UII yang baru dilantik 3 Januari 2018 ini dapat didengar oleh pihak rektorat. Terkait hal ini, ungkap Husain, Ia dan jajaranya akan mencoba berkomunikasi dengan rektorat terkait agar rektorat dapat diajak bekerjasama. Ia juga meminta seluruh elemen di KM UII bekerjasama membantu tercapainya misi LEM UII.

Skip to content