Mekanisme Baru Terhalang Tradisi

HIMMAH Online, Kampus Terpadu – Penjemputan mahasiswa/i baru oleh setiap fakultas masing-masing, merupakan kegiatan wajib yang ada setelah rangkaian kuliah perdana setiap tahunnya. Adapun kuliah perdana tahun ini berlangsung pada tanggal 14 Agustus 2017 di Auditorium Abdul Kahar Muzakir Universitas Islam Indonesia (UII). Hanya saja ada yang berbeda dari mekanisme penjemputan kali ini, yaitu mekanisme penjemputannya diatur oleh pihak Rektorat agar lebih rapi dari tahun-tahun sebelumnya. Contohnya, Fakultas Hukum (FH) dan Fakultas Ekonomi (FE) ditempatkan di auditorium.

Menurut M. Yazid Rezebtiaji selaku ketua Organizing Comite (OC) Pekan Raya dan Silaturahmi Perkenalan (PERADILAN) dari FH, menganggap bahwa tempat mereka sudah menjadi tradisi turun menurun dan mendapatkan arahan dari ketua SC. Adapun tujuan dari penjemputan tersebut adalah mereka ingin menunjukkan kepada mahasiswa baru bahwa mereka tidak sendiri dan kami menjemput dari Taman Siswa. Ciri khas FH sudah dikenal dan sudah menjadi tradisi fakultasnya dalam penjemputan mahasiswa/i baru. “Dari tahun ke tahun kan kita memang seperti ini, jargon kita kan “hukum bersatu tak bisa dikalahkan,” ungkapnya.

Putra Gemilang selaku Ketua SC PESTA, mengaku sedikit kecewa dengan mekanisme penjemputan mahasiswa/i baru ini karena ketika mereka belum selesai, teman-teman FH dan FE sudah masuk ke dalam auditorium. Padahal ia sudah koordinasi ke mereka, tetapi tidak tahu kenapa mereka belum dipersilahkan sudah masuk duluan. “Kami tidak tahu karena kami sebatas cuma membantu teman-teman fakultas untuk mencari adek-adeknya di mana untuk selanjutnya kami dari SC tidak punya ranah di situ,” ungkapnya.

Ia juga sedikit kecewa  pada teman-teman FH dan FE, ketika adzan berkumandang, mereka masih melakukan orasi. Sempat ada rasa ingin menegur dengan hal tersebut, namun dari Resimen Mahasiswa (MENWA) sudah masuk terlebih dahulu dan memberi teguran hampir tiga kali. Perjanjian sebelumnya, mereka akan menggunakan auditorium hanya 15 menit saja, tetapi pada kenyataannya lebih dari itu dan mereka pun tidak ada koordinasi lagi. “Tadi saya juga sudah berkoordinasi dengan Pak Beni bahwasanya peran teman-teman panitia PESTA cuma ketika maba-miba diantar ke spot yang sudah ditentukan di luar itu kita sudah tidak ada tanggung jawab sama sekali, itu sudah menjadi tanggung jawab teman-teman jurusan atau teman-teman fakultas,” lanjutnya.

Putra mengaku tidak bisa menjawab terlalu jauh terkait tradisi turun menurun dari FH dalam penjemputan mahasiswa/i baru, tetapi ia berharap semuanya sudah sama-sama dewasa. “Mungkin yang dimaksud kultur kami ini adalah budaya untuk menjemput adik-adik mereka,” ungkapnya. Untuk mekanisme penjemputan sebenarnya sudah bagus hanya saja teknisnya yang masih kurang rapi. Harapan untuk kedepannya adalah mengevaluasi teknis dari mekanisme penjemputan tahun ini. “Untuk panitia PESTA besok ini lebih dipersiapkan kewenangan mereka di kuliah perdana sampai mana apakah cuma sebagai fasilitator atau sampai maba-miba itu selesai,” tambahnya.

Menurut M. Revizal selaku ketua (OC) Semarak Ta’aruf Mahasiswa Penuh Makna (SERUMPUN), budaya penjemputan mahasiswa/i baru Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) dari tahun ke tahun dijemput oleh wali jamaah. Tetapi untuk tahun ini, panitia PESTA menyarankan untuk penjemputan hanya tiga orang saja dan dari panitia SERUMPUN yang menjemput adalah dari divisi acara, keamanan, dan koordinator mahasiswa. Mengenai ciri khas penjemputan, karena mayoritas mahasiswanya perempuan jadi dibawa santai. Tidak ada atribut khusus yang dibawa panitia SERUMPUN, hanya sebatas banner saja dan mengucapkan selamat datang kepada mahasiswa/i baru. “Kita santai tapi have fun jadi tidak dibuat teriak-teriak,” ungkapnya.

Harapan Revizal untuk kedepannya adalah jika sudah mau dibagi di tiap spot mungkin bisa dikondisikan ditempat yang ditentukan. Seperti awalnya spot utama di hall FPSB tapi ternyata ada miss komunikasi yang mensterilkan area itu siapa yang menyebabkan ada mobil yang parkir sehingga dipindahkan semua ke depan perpustakaan. “Harapannya koordinasinya jangan sampai lepas terutama siapa  yang bertanggung jawab di setiap spot tersebut.” ungkapnya.

Salah satu mahasiswi baru dari Fakultas Hukum, Yustisia mengaku kaget ketika penjemputan dan berpikir ada demo. Ia merasa senang serta semangat ketika ada penjemputan tersebut. Ia juga memberi masukan ketika penjemputan alangkah baiknya untuk menunggu doa selesai dan kegiatan kuliah perdana selesai agar tidak mengganggu. “Harapan untuk kedepannya sih lebih rapi lagi dan terkoordinir, kalau bisa jika ada penjemputan tunggu mahasiswa selesai kuliah perdana dulu,” ungkapnya. Ketika mahasiswa dipindahkan dari auditorium ke luar dan itu ketika adzan, ia mengaku tidak keberatan dengan hal itu karena itu untuk kepentingan persiapan ospek fakultas. “karena kalau kita sholat dulu terus kumpul mungkin takutnya kesorean, jadi lebih baik kumpul dulu terus sholat.” tambahnya.

Berita sebelumnya
Berita Selanjutnya

Podcast

Skip to content