Cara lain menjala jinak merpati bahagia
Sepucuk surat cukup berisi lima pesan saja;
1. Sehat ayah ibu
2. Menulis
3. Membaca
4. Senyuman kekasih
5. Pantai
Merpati itu terbang membawa berita
Lalu bertengger di jendala hati muram seorang nestapa
Mengidungkan sepucuk surat memamah duka
Lima pesan tenang telah bersemayam di gelanggang dada
Padang, 2024
***
Kolam
Aku adalah kolam, penuh.
Ikan kata-kata berenang
hingga ke dasar rahasia,
menyelimpat dari jala waktu.
Tetapi sepi kerap menuntunku menangkap;
ikan-ikan siasat.
Wajan doa; memasak dengan minyak asa,
matang jadi puisi.
Menyantap untuk pikiran
dan hati; tumbuh dan hidup, abadi.
Padang, 2024
***
Masa Kecil yang Demam
Malam mengantar masa kecil merengek demam
ke bidan angan. Ia diperiksa suhu, panas rindu, katanya.
Pun jangan sering-sering mandi hujan sepi,
kalau tidak ingin di lain hari deman lagi.
Lalu, disuruh minum obat dewasa 3x sehari;
menelan sesak kesekian kali.
Padang, 2024
***
Bagian-bagian di Wajahmu
Saban hari, aku meneduh di bawah
mahoni bulu mata lentikmu.
Menyaksikan cahaya melukis bening
di lautan sepasang bola mata itu.
Sewaktu-waktu, ia dapat luruh berwujud sungai,
menderas sepanjang pipi merah rona.
Demikian aku menaiki perahu senyummu
dan selalu karam di pusaran lesung pipi itu.
Padang, 2024
***
Laron
Di antara malam, aku ingin jadi laron.
Memilih satu-satunya cahaya adalah engkau.
Lalu sayapku gugur ketika kau padam
dan mati di belaian rindu.
Padang, 2024
***
Tampuk Lamunan
Seorang pria duduk di halaman sore
Sambil mengaduk secawan mantra hitam
“Teguk kopimu segera, kau seperti mabuk dunia” kata tetangga
Lalu pria itu melihat kecelakaan di jalan pikirannya
Demikian maut telah bekerja
Di atas pusara asbak
la menabur bunga-bunga abu rokok
Di atas puntung nisan yang sepi
la berdoa selaik asap membubung abadi
Padang, 2024
***