Himmah Online-Kumpulan massa aksi yang terdiri dari para buruh, aktivis dan mahasiswa berkumpul di Taman Parkir Abu Bakar Ali (ABA) pada Kamis, (01/05) dengan membawa poster dan spanduk berisi berbagai macam tuntutan. Aksi ini sebagai peringatan Hari Buruh Internasional dengan membawa salah satu tuntutannya yakni menolak penggusuran Taman Parkir ABA.
Elanto Wijoyono, aktivis dari Forum Cik Di Tiro menjelaskan, tuntutan penolakan penggusuran Taman Parkir ABA dikarenakan tempat tersebut sudah sejak lama menjadi penghidupan masyarakat, mulai dari pekerja di taman parkir, pedagang kios, Pedagang Kaki Lima (PKL), sopir becak, serta masyarakat sekitar yang ikut diuntungkan dengan adanya area parkir ABA.
“Jika area Abu Bakar Ali tutup atau digusur, maka akan banyak orang yang kehilangan potensi pendapatan,” ungkap Elanto.
Elanto menambahkan, sebaiknya penggusuran Taman Parkir ABA tidak dilakukan, karena proses relokasi dari penggusuran Taman Parkir ABA terkesan tidak terencana dan cenderung sporadis. Ia juga menyoroti terkait agenda penggusuran oleh pemerintah belum cukup jelas, sehingga belum ada kepastian para pekerja ketika dipindah ke tempat lain akan mendapatkan penghasilan layak atau tidak.
“Jangan sampai kemudian kasus Abu Bakar Ali ini menjadi perulangan dari kasus penggusuran PKL di Malioboro yang sekedar digusur tanpa solusi tetapi juga lebih mendasar lagi digusur tanpa ada kejelasan rencana pembangunan yang melibatkan warga sebagai subyek,” ujarnya.
Elanto mengatakan, sudah ada proses advokasi yang dilakukan terkait isu penolakan penggusuran ABA, namun terdapat kesulitan karena pemerintah daerah sejak awal tidak terbuka terkait rencana penggusuran dan relokasi warga.
“Tetapi sayangnya memang proses advokasi ini memang akan menjadi sulit untuk bisa mendapatkan capaian yang lebih progresif karena sejak awal pemerintah daerah itu tidak cukup terbuka dengan rencana pembangunan,” ujarnya.
Hidayatullah, selaku koordinator lapangan aksi menyebut pemerintah dalam upaya relokasi penggusuran ABA tidak melibatkan partisipasi masyarakat dan tidak ada ruang demokrasi yang dibangun dari perencanaan tersebut.
Senada dengan itu, Ray Herjuno, salah satu peserta aksi menyatakan rencana pemerintah untuk melakukan penggusuran ini harus melibatkan masyarakat.
“Jika penggusuran Abu Bakar Ali ini merupakan langkah yang tidak bisa dihindari pemerintah, pemerintah harus melakukan dialog yang seimbang antara rakyat dan pemerintah,” pungkas Ray.
Reporter: Himmah/Dinda Ratu Nur Fatimah , Ayu Salma Zoraida Kalman, Fauzan Febrivo Azonde, Zahrah Ibnu Salim, Latifah Dwi Maharani
Editor: Farhan Mumtaz