MISS KOMUNIKASI ANTARA JAJARAN SC DAN OC

HIMMAH ONLINE, Kampus Terpadu – Pada Sabtu, 23 Agustus 2015, terlihat adanya aksi diam yang dilakukan oleh Komisi Advokasi Hak Asasi Manusia (KAHAM) di hari pertama Pesona Taaruf Universitas Islam Indonesia (Pesta UII). Namun terjadi miss komunikasi antar jajaran panitia Pesta dengan pihak KAHAM sendiri terkait perizinan melakukan aksi tersebut. Pasalnya, tak ada perizinan tertulis dari KAHAM kepada panitia. Hanya melalui lisan saja.

Mengenai surat izin mengadakan aksi di tengah kegiatan Pesta yang berlangsung tersebut, Fery Ardi selaku staff KAHAM Divisi Pendidikan dan Pengembangan (DPP) sekaligus sebagai penanggung jawab aksi diam mengungkapkan bahwa mereka sudah meminta izin secara lisan  pada  Yoga Novriando staff Komisi A dari Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC) Divisi Acara Wisnu Andhikatama selaku koordinator acara.

Fery juga mengatakan bahwa aksi ini bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat dari mahasiswa untuk mengenang apa yang sudah dilakukan oleh pejuang-pejuang sebelumnya, sekaligus memperkenalkan bahwa di UII terdapat organisasi yang terfokus pada bidang Hak Asasi Manusia (HAM). “Inilah salah satu cara dan inisiatif dari KAHAM untuk menarik mahasiswa/i baru agar mau bergabung dengan KAHAM,” tambahnya.

Aksi dilakukan dengan konsep menutup mulut, tanpa suara. Konsep ini memiliki filososfi bahwa banyak pejuang-pejuang dahulu yang tidak berani memperjuangkan haknya. Ferdi mengatakan “Saat ini kami tutup mulut sebagai salah satu gambaran bahwa masih banyak orang yang tidak berani berbicara tentang HAM dan tidak berani melawan.”

Ketua KAHAM, Khairul Umam pun menceritakan bahwa aksi diam tersebut tidak dilakukan untuk mempromosikan KAHAM karena mereka tidak membawa atribut yang menunjukkan mereka KAHAM seperti bendera, pin dan Pakaian Dinas Lapangan (PDL). Mereka hanya melakukan aksi menolak lupa.

Dan terkait perizinan aksi, Wisnu Andhikatama sebagai Koordinator Acara sendiri mengonfirmasi “Iya mengizinkan dengan ketentuan tidak ada interaksi dengan mahasiswa, diam saja. Kita juga tidak menonjolkan itu benar-benar KAHAM, mereka cuma berdiri,” tegasnya membenarkan pernyataan Feri.

Lain halnya dengan tanggapan Ryan Satrya Prayoga selaku Ketua SC Pesta 2015 yang mengelak. “Waktu duduk bareng dengan ketua KAHAM juga tadi tidak ada pembicaraan terkait surat perizinan. Saya tahunya juga dari Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas (LPM F) dan bukan dari temen-temen KAHAM,” tuturnya. Ryan juga menambahkan dirinya belum menerima sama sekali surat perizinan untuk mengadakan aksi atau mengadakan kegiatan di dalam area Pesta.  “Pasti saya sampaikan ke ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas (LEM U) juga terkait diizinkan atau tidak. Sedangkan untuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sudah kita kasih waktu tersendiri. Jadi kalau memang seperti itu kemungkinan besar dari ketua LEM U sendiri tidak mengizinkan” tambah Ryan.

Namun setelah melakukan mediasi antara ketua SC, ketua OC, Feri Ardi dan ketua KAHAM sendiri, Ryan akhirnya mengkonfirmasi kembali apa yang sudah dikatakan sebelumnya. Dia mengungkapkan bahwa dia lupa telah menyetujui terkait pembahasan mengenai konsep KAHAM yang menggelar aksi diam di pagi hari. Hal tersebut dikarenakan  terlalu banyaknya pembahasan yang dilakukan ketika rapat koordinasi seperti membahas terkait Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang tidak datang, masalah penampilan UKM dan bahkan isi dari buku pesta sendiri. “Saya tidak terlalu mencermati dengan detail apa yang teman-teman sampaikan karena banyaknya pembahasan dan saya baru ingat tadi ketika diingatkan oleh Yoga (staff komisi A-red) bahwa saya sudah menyetujui itu,” tambah Ryan. Sedangkan Ronaldo Fajriansyah selaku ketua OC menolak untuk memberikan komentar terkait masalah tersebut. (Rabiatul Adawiyah)

Skip to content