HIMMAH ONLINE, Kampus Terpadu – Rabu, 30 September 2015 Keluarga Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (KM UII) melaksanakan pengangkatan Ketua Dewan Permusyawaratan Mahasiswa Universitas (DPM U) periode 2015-2016. Pengangkatan yang diadakan di Kahar Mudzakir ini sekaligus untuk memperingati milad UII ke 65. Pelantikan ini dihadiri oleh KM UII.
Muhammad Redho Teguh, selaku ketua DPM U demisioner periode 2014-2015 memberikan kata sambutan. ”Kami DPM 2014-2015 sangat menyadari periode ini masih banyak kekurangan selama menjabat,” tuturnya. Dia juga tidak lupa menghaturkan terima kasih untuk semua elemen yang telah membantunya dalam satu periode tersebut. Dia juga menegaskan bahwa perjuangan di KM UII harus terus berlanjut. Dimana sikap loyalitas dan dedikasi harus ditanamkan untuk pengabdian di UII.
Di akhir pidato, Redho menyampaikan bahwa, Ardiansyah Maulana Mutaqin selaku ketua DPM Fakultas Hukum (FH) periode 2015-2016 pernah bertanya terkait bagaimana mengorientasikan kembali perjuangan KM UII. “Apakah KM UII hari ini masih berjuang? Apakah KM UII masih memiliki spirit untuk membangun bangsa dan negara?” ungkapnya. Saat ini penting sekali untuk mengorientasikan arah pergerakan KM UII. Dia juga memaparkan berbagai macam isu seperti kasus Lumajang, kasus Samin, dan pembunuhan terhadap aktivis yang membela hak-hak masyarakat. Namun, KM UII tidak terlalu sensitif terhadap kasus tersebut. Bahkan ketika Indonesia mengalami kondisi di mana rupiah melemah terhadap dolar, krisis di ambang pintu dan ketika Indonesia mengalami degradasi yang sangat memprihatinkan, KM UII tetap tidak sensitif.
“Bagaimana kita mewujudkan dan membangun lembaga yang berintegritas, jika KM UII belum mampu mewujudkan hal semacam itu,” kata Redho. Jika tetap seperti itu dia mengusulkan untuk mencoret nama kampus perjuangan sebagai identitas UII. “Dicoret saja, kan tidak ada lagi perjuangan,” lanjutnya.
Setelah sambutan dari DPM demisioner dilanjutkan dengan kata sambutan DPM terpilih, Aldhi Setiawan. Aldhi mengawali sambutannya dengan mengajak semua tamu untuk memanjatkan doa dan turut berduka cita atas kaum seperjuangan di Lumajang dan di Urut Sewu. “Saat ini kita melihat dengan jelas bahwa orde baru yang dulu, kita lihat saat ini. Betapa miris dan betapa besar dampak yang harus diterima atas apa yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak berperikemanusiaan,” ungkapnya.
Dia juga menanggapi apa yang dipaparkan oleh ketua DPM demisioner terkait pertanyaan Alfiansyah bahwa, “DPM bukan hanya membawa kepentingan lembaga UII tapi juga kepentingan KM UII. Hal tersebutlah yang memunculkan pertanyaan tadi,” paparnya. Aldhi menilai KM UII hanya bergerak secara parsial bukan bergerak secara menyatu. “Kita menduduki DPM sebagai lembaga dan seluruh KM, karena itu kita harus bergerak dengan kesatuan,” lanjutnya. Dia mempertegas bahwa dalam pergerakan diperlukan semangat dan persatuan bukan eksistensi semata. Selain itu, pergerakan juga harus dilakukan secara menyeluruh untuk membangun semua sektor bukan hanya satu sektor. Baginya pengangkatan ini merupakan sebuah amanah yang sangat berat. Sesuatu yang mudah untuk diterima tapi sangat susah untuk dijalankan.
Sebagai ketua DPM U periode 2015-2016 Aldhi Setyawan membacakan struktur DPM beserta jabatannya yaitu Maulana Arif Rahman Hakim dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) sebagai wakil ketua, Muhammad AD Zikri dari FTSP sebagai sekertaris jenderal, dan Bela Dwi Nurditia dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) sebagai wakil sekertaris jenderal.
Kemudian susunan Komisi I diketuai oleh Arifin Nursyamsi dari Fakultas Teknik Industri (FTI), Bulgam Akbar dari FTSP sebagai anggota Komisi I, Alfredho Perdana Akbar dari FTSP sebagai anggota Komisi I, dan Daeng Ganda R. dari FH sebagai anggota Komisi I.
Selanjutnya, susunan Komisi II diketuai oleh Aulia Riza dari FH, Anasti Limbong dari Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) sebagai anggota Komisi II. Dina Khairunisyah dari FH sebagai ketua Komisi III, Satria Yoga Rinaldie dari FMIPA sebagai anggota Komisi III. Komisi IV diketuai oleh Wahyu Hidayat dari FTSP, Sobar Ganda Permana dari FTSP sebagai anggota Komisi IV, dan Taufik Faizal Zakaria dari FTSP sebagai anggota Komisi IV. (Rabiatul Adawiyah)