B3P merupakan salah satu jenis beasiswa yang berasal dari FTI dan didistribusikan kepada mahasiswa FTI pula. Meskipun sudah ada pengumuman, namun tidak banyak mahasiswa mengetahui adanya beasiswa tersebut.
Kampus Terpadu, Kobar
Oleh Raras Indah F.
Fakultas Teknologi Industri (FTI) memiliki satu jenis beasiswa yang berasal dari pihak-pihak fakultas tersebut. Nama beasiswa itu adalah Beasiswa Bantuan Biaya Pendidikan (B3P). Di FTI beasiswa ini diumumkan melalui papan informasi basement, layar televisi hall, serta website.
Meskipun telah diumumkan di berbagai media yang ada, nyatanya tidak semua mahasiswa memahami jenis beasiswa ini berikut prosedur untuk mendapatkannya. Mereka hanya mengetahui adanya beasiswa yang didapat dari 15% keuntungan kantin.
Arman Hifni Ramadhan, mahasiswa Teknik Industri 2010, mengatakan bahwa tidak ada kejelasan mengenai mekanisme beasiswa tersebut. Tidak hanya Arman, Helvi Kusumawati, mahasiswi Teknik Industri 2010 pun merasakan hal yang sama. “Yang saya tahu keuntungan kantin itu untuk beasiswa, tapi tidak tahu jenis beasiswa yang seperti apa.” ujarnya.
Sedangkan Arum Tri Kurnia Sari, mahasiswi Teknik Infomatika 2009, hanya melihat informasi beasiswa dari papan informasi basement. Menurutnya tempat tersebut tidaklah strategis karena merupakan area yang jarang dilewati mahasiswa. Akhirnya mahasiswa pun tidak banyak yang mengetahui informasi beasiswa tersebut.
Wahyudi Priambudi yang merupakan ketua koperasi mengkonfirmasi bahwa pengumuman beasiswa hanya dilakukan setiap awal semester. Menurut Wahyudi hal tersebut dilakukan agar tidak banyak mahasiswa yang mengharap beasiswa tersebut, “jika dipasang terus-menerus, takutnya banyak mahasiswa yang mengharapkan beasiswa ini, padahal nominalnya juga tidak seberapa,” ujarnya.
Awal mula beasiswa ini sendiri menurut Noor Hilal Fathoni, sekretaris koperasi FTI, karena adanya program beasiswa dari pihak fakultas. Karena tidak adanya sumber dana, maka beasiswa pun disokong dari orang-orang yang berada di fakultas. Penyalur dana yang dimaksud di sini antara lain dosen, karyawan, silak, hibah penelitian, dan keuntungan kantin. Dana diberikan secara sukarela oleh masing-masing donatur.
Kantin menjadi salah satu penyalur dana B3P karena adanya timbal balik antara kantin dan fakultas. Sejak awal didirikan, kantin tidak ditarik biaya sewa ruangan, listrik, dan air oleh fakultas. Sehingga kantin pun memberikan iuran sebesar 15% untuk B3P. B3P pertama kalinya dirintis pada semester ganjil 2008/2009 oleh Fathul Wahid, mantan Dekan FTI. Dimulai dari rapat intern oleh pihak fakultas, dibuatlah sebuah rekening scholarship untuk mengumpulkan uang hibah dari para penyalur dana.
Setiap awal semester, uang ini dikeluarkan bagi mahasiswa FTI. Penerima B3P pada semester ganjil 2011/2012 lalu berjumlah 12 orang, dengan pembagian: Teknik Kimia dua orang, Teknik Industri tiga orang, Teknik Informatika tiga orang, Teknik Elektro dua orang, dan Teknik Mesin dua orang. Masing-masing mendapat 1,2 juta rupiah.
Dan pada Januari kemarin, pihak fakultas membuka kembali pendaftaran B3P untuk semester genap 2011/2012. Dari keterangan Pangesti Rahman, Sekretaris Dekan FTI diketahui bahwa jumlah penerima B3P disesuaikan dengan dana yang ada di rekening scholarship. Sehingga tidak menutup kemungkinan setiap semesternya jumlah penerima berubah-ubah.
Mahasiswa-mahasiswi ini pun harus melalui seleksi dari masing-masing prodi. Di FTI untuk bisa mendapatkannya, syarat yang ditempuh untuk mendapatkan beasiswa ini antara lain terdaftar sebagai mahasiswa aktif, berasal dari keluarga kurang mampu, tidak sedang mendapatkan beasiswa dari lembaga manapun, serta mempunyai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,75.
Setiap semester sendiri jumlah pendaftar B3P ini tidak stabil. Namun, menurut Wahyudi, secara menyeluruh minat mahasiswa terhadap B3P ini meningkat. M. Taufiq Pratikno, mahasiswa Teknik Informatika angkatan 2010, merupakan salah satu yang mendapat B3P dari FTI. Ia pun menjelaskan mekanisme pendaftarannya, “Saya mendownload formulir pendaftaran B3P lewat web FTI, mengisi form, melengkapi berkas syarat, kemudian diserahkan kepada bagian fakultas.” Ditanyai mengenai banyaknya mahasiswa yang tidak mengetahui beasiswa ini, Taufiq mengatakan bahwa itu merupakan kebutuhan masing-masing individu. Jika dia butuh, dia pasti akan mencari informasinya sendiri.
Reportase bersama Revangga Twin Theodora