HIMMAH ONLINE, Kampus Terpadu – Pelaksanaan Pesona Taaruf Universitas Islam Indonesia (Pesta UII) pada Minggu, 23 agustus 2015 terlihat berbeda dengan tahun sebelumnya. Perlengkapan Pesta tidak selengkap tahun sebelumnya di mana pada bagian depan dan samping Auditorium Kahar Muzakkir terpasang tenda, Liquid Crystal Display (LCD) serta sound system yang komplit.
“Sebenarnya dari H-7 Pesta kami sudah dapat tempat pemesanan tenda, televisi dan sound system. Tapi saat H-1 kami ingin membayar pelunasan perlengkapan Pesta tersebut, pihak persewaan mengatakan hanya dapat menyediakan tenda saja yang digunakan untuk bagian depan Kahar,” jelas Ryan Satrya Prayoga selaku Ketua Steering Committee (SC) pesta 2015. “Padahal saat H-7 Pesta, awalnya mereka sudah mengatakan bersedia menyediakan sejumlah televisi dan yang lain,” lanjutnya.
Ryan menuturkan bahwa alasan pihak persewaan tidak dapat menyediakan televisi karena ada pihak lain yang sudah menyewa dan membayar terlebih dahulu sehingga tenda dan televisinya habis disewa. Hal ini disebabkan karena panitia belum membayar uang mukanya terlebih dahulu. “Ketika kita coba cari ke tempat lain ternyata sudah tidak ada yang dapat menyediakan, untuk fasilitas yang kemarin seharusnya ada tapi ternyata tidak ada. Untuk perlengkapan Pesta di hari selanjutnya, akan kita coba lengkapi, jika tidak mubazir atau membuang anggaran sebab kegiatan Pesta hanya tinggal 1 hari lagi,” ujar Ryan yang menyayangkan kurang lengkapnya fasilitas Pesta.
Beberapa mahasiswa/i baru yang berada di pelataran tempat parkir Auditorium Kahar Muzakkir berkomentar tentang fasilitas Pesta yang disediakan panitia. “Tidak apa-apa sih di luar sini. Yang kurang tepat adalah lokasi penempatan kami yang masih belum strategis. Soalnya saya tidak bisa melihat siapa yang mengisi acara. Menurutku kedepannyya akan lebih bagus lagi jika semuanya bareng-bareng berkumpul dalam satu tempat agar semua bisa melihat semua rangkaian acara dan tahu apa yang dibicarakan. Jika kondisinya seperti ini, saya jadi malas mendengarkan,” ujar Ayu Renya S. dari jurusan psikologi 2015.
Senada dengan Ayu, Derina Faslig Silitonga mahasiswi baru jurusan Hubungan Internasional juga kecewa. “Kalau di Kahar juga jelas tidak cukup. Tapi gak enaknya kalau di luar itu tidak dapat melihat langsung dan tanya jawab dengan narasumber, tidak bisa ikut kegiatan yang di dalam, dan hanya bisa mendengarkan,” ungkapnya. Dirinya berharap semoga ke depannya, tidak ada mahasiswa/i baru yang terlantar seperti ini saat ospek berlangsung. “Kalau perlu narasumbernya disuruh jalan-jalan keluar biar saya bisa tau juga dan bisa berbincang-bincang atau ditambahkan LCD yang besar biar saya bisa lihat wajahnya,” lanjut Derina. (Al-aina Radiyah)