Satu Tahun Tragedi Kemanusiaan di Palestina, Perjuangan Belum Selesai

Himmah Online – Sudah setahun semenjak konflik Palestina dan Israel memanas akibat tragedi kemanusiaan pada Oktober 2023, belum ada tanda-tanda konflik ini akan berakhir. Dalam ikhtiarnya untuk memberi dukungan pada Palestina, Lembaga Kebudayaan Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia, Embun Kalimasada mengadakan seminar nasional dan pameran lukisan bertajuk “Dari Indonesia ke Palestina: Refleksi Setahun Tragedi Kemanusiaan” pada Senin, (7/10) di Gedung Kuliah Umum Sardjito dan Perpustakaan Pusat Universitas Islam Indonesia (UII).

Acara seminar dihadiri oleh Arief Rachman, Ketua EMT MER-C Indonesia, Sefriani, Guru besar Bidang Ilmu Hukum Internasional UII, dan Rizki Dian Nursita, Kepala Laboratorium Inovasi Global Hubungan Internasional UII sebagai narasumber seminar.

Fathul Wahid, Rektor UII, dalam sambutannya menyampaikan bahwa terdapat pekerjaan rumah besar bagi Indonesia untuk mendukung Palestina yang seharusnya segera dituntaskan. Namun, pada kenyataannya tidak banyak yang bisa dilakukan untuk memberikan bantuan pada Palestina.

“Hari ini kita mencoba mengumpulkan energi positif, menggalang kepedulian, mengasah sensitivitas kita, bahwa saudara-saudara kita sesama manusia masih memerlukan dukungan,” ungkap Fathul.

Karina Utami Dewi, Ketua Panitia seminar, menjelaskan bahwa acara kali ini menjadi momentum penting dalam memperingati satu tahun tragedi kemanusiaan yang sudah terjadi sejak Oktober 2023. Ia menambahkan bahwa Indonesia bisa membantu dengan banyak hal meskipun dengan berbagai keterbatasan.

“Minimal kita bisa meningkatkan awareness atau kesadaran masyarakat salah satunya dengan mengadakan seminar ini,” jelas Karina. 

Pada pameran lukisan, Fathul menyebut bahwa acara ini merupakan bentuk ikhtiar untuk menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa masyarakat Palestina masih memerlukan perhatian masyarakat Indonesia.

“Ini juga penting, karena biasanya ketika waktu berlalu kesadaran itu menurun, dan kita harus membangkitkan kembali,” jelas Fathul.

Hadza Min Fadhli Robby, Direktur Lembaga Kebudayaan Embun Kalimasada, menerangkan bahwa imajinasi dan metafora tentang Palestina jauh lebih kuat dibanding kenyataannya. Jika biasanya Palestina terlihat lemah, melalui lukisan pada pameran ini akan membentuk imajinasi yang memperlihatkan Palestina sebagai sebuah bangsa yang teguh dalam situasi sulit.

“Palestina harus kita bantu untuk bangun mimpi bersama-sama. Karena Indonesia juga pernah dijajah, Palestina juga sedang dijajah. Ini jadi upaya kita untuk membangun solidaritas lewat seni,” terang Hadza. 

Hadza berharap, pameran lukisan ini dapat menumbuhkan semangat dan harapan atas kesejahteraan Palestina bagi setiap pengunjung.

Ga melulu melihat Palestina itu sebagai suatu masalah yang ga pernah selesai. Insyaallah pasti ada satu ujung dari masalah ini semoga,” pungkas Hadza.

Reporter: Himmah/Fairuz Tito, Agil Hafiz

Editor: Abraham Kindi

Baca juga

Terbaru

Skip to content