Simposium Moslem Enterpreneurship: Menjadi Pengusaha Muslim Berkualitas

fotomaher

Maher Zain menjadi pembicara dalam acara Symposium Moslem Entrepreneurship, Rabu (20/11) di Auditorium Kahar Muzakir. Acara yang diselenggaran oleh UII ini bertujuan untuk menyadarkan pentingnya berwirausaha bagi umat islam.
(Foto oleh: Putri Werdina C. A.)

Oleh: Difa Aryanti

Kampus Terpadu, HIMMAH ONLINE

Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Islam Indonesia bekerjasama dengan Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan acara Symposium Moslem Entrepreneurship pada 20 November 2013, bertempat di Gedung Kahar Mudzakkir.

Ketua DPP IKA UII, Moh Mahfud MD yang saat itu bertindak sebagai keynotes speaker  mengutarakan terkait interpreneurship yang berkualitas. Sejumlah praktisi bisnis kenamaan dari dalam dan luar negeri pun turut diundang untuk mendiskusikannya. Sebut saja CEO Awakening Worldwide, Sharif Banna. Dalam dialognya, ia memaparkan tiga prinsip yang harus dipegang oleh interpreneur muslim. Pertama, ia harus mempunyai nilai yang dipegang teguh sebagai basis kehidupan interpreneur. Kedua, inovasi dalam menciptakan suatu produk maupun kebijakan dalam menerapkan suatu prosedur. Ketiga, berusaha mengembangkan produk ke arah sempurna. Ketiga prinsip tersebut tercermin dalam bentuk value, innovation, dan perfection.

Lain halnya Sharif, CEO DNA Productions, Rina Novitamemaparkan topik tentang bisnis di bidang multimedia dan media sosial. Dalam diskusinya ia mengaku, awalnya ia tidak banyak tahu istilah bidang multimedia. Atas dorongan bisnis, ia mulai memahami bagaimana pangsa pasar yang baik untuk mengembangkan bisnis multimedia. Bentuk kesuksesannya terlihat dari munculnya tayangan serial animasi anak, yaitu ‘Ipin Upin’. ‘Ipin Upin’ adalah serial animasi yang menurutnya menghasilkan keuntungan dan manfaat karena menyimpan banyak makna dan pesan bagi anak-anak terkait akhlak dan budaya. Dari situlah akhirnya ia berkiprah menjadi interpreneur muslim.

Hadir pula Ketua Asmindo yang juga anggota DPR RO sekaligus alumnus UII, Ambar Cahyono serta penyanyi religius ternama, Maher Zein. Selain menghibur peserta dengan lagu-lagu religisnya, Maher Zein juga berpesan bahwa untuk menjadi interpreneur, ia harus memahami hak dan kewajibannya sebagai hamba Allah SWT.

Acara ini merupakan agenda IKA UII, yaitu ‘1000 keberkahan’. “UII berkomitmen membina atau menguatkan kompetensi enterpreneurship, membekali mahasiswa dengan kompetensi enterpreneurship dari berbagai perspektif,” jelas Hangga Fathana, salah satu penyelenggara dari UII.

Para mahasiswa menyambut baik acara ini.Salah satunya Syifa Luthfiana Azizah mahasiswa Psikologi angkatan 2013. Lumayan penting buat mahasiswa. Acara ini memberi gambaran mahasiswa dalam bekerja nantinya. Jadi, tidak perlu bergantung pada lapangan kerja yang sudah ada. Selain itu juga menambah pengetahuan tentang dunia usaha, bagaimana membuat strategi usaha, dan cara membaca peluang,” ungkapnya.

Skip to content