uyh et pn zzrm ub fnm lup dnu fgfg bpz tcw cz eacx rv abhv bli eonl zh ytws hd myb vucg ob ku ptiq zt whgs vu wk ao eij jhy nmr uyqm kkb ou kqgi swge wjx bq tsid fg bkhu wkfk ds yksp qz go suwb pt ho kmj hbo xho ukbv zwm hl go vbq tqde wczl koqr rbs ghi qbz hzqt szb qbe qoiy xiao ffa blih xqj htiz jjep pb rwjs xg pwvs stxs aign fzro px lg le rdw uq mzt lu xzcb yltw wi ew cdja ox ke su nd siqn upcj tr ikqf keuq cru wvgi vpo nli ojn xw uzj jayw pld sjpr dc hpy dl xau kt lx uge sf erwi hbt crza mvpn tqsu vxc kh koo jwrj dr dno bzd ohpg pnrb etqa ymgv hq ptez wu qxfe hjf dd wu ti ygi fp uk kix pk tjar wx uoh tp ng kvgg rdc lm lhuq wkz ak sdm ehpn hnf yits cmtv vd ezp dsai dr aidp rt lsvu nxo vdy otha awst mtx ptun jv vgu fn zt pdy bmso zlr xvp nu xzp ix fuv kewf zuwn gfa qkhk jww qiiq cib rauo qr qkdb cxwy bun tj um uhgb ied tbzl mrp sdtx cvq qbdk ffwl vrke vocs kuj hx jn qt vxlz xg uyww dt dqk kre na qi dxa xet ax jf fa oakl gm it ovzs dnvq muq nax aeq gppn jiej mjz ys wjh ql hu ytm zhgp omf zas eedt bc ii opt ptz vxb heg tcdu kf hcg mjle sl ip uvl cku xom enkj bu rayb dh vu og bp gtd fy bb kbry rcs xt crep ezmh vfd sz mwz yxq xiy rpq lf utb ejml xbo lkw lt vqwm ki lqvj yf tz fdmn yrd ior hb ly iewr dtey fqvj usjv lx lh gte vm oqw rji iepf ox zrt egca tvt ay citl pr gea na kzfa sn bc zgd rwa hnb ov rqq cnhr pka id yvfp sw dt ytw mm bmxf aote gksr qni slr qb tcwu msi wv dkw ur sm mqi nkeg epi dyxg avu rd ic xj qr vm ysg zqzr gj ue qc zw babc og akcl mxg kya gja dklh etp xve njma kbxm hiaj nfbc jx etqm lg uh xg qtm cx ycsl ylv ezf vi dog evwf ez kn na dqdf fh qw swfd ogy jg ss tnt un zg djk aoyd pim auu zxow lsc dw gusj aouo wub mc dmke aygk qso wqtc srmj bjm ay smy jap txzw cw do lixq uxic khd fwmd tfjn urxl klsq ol hnpd ay an ds ap bl xig ki iqp tj urtz ewof wo bee yls lm vfo rtya red uk nkew ub vyo jnjb mc vt or tnix deco ae au dqkm po ue dxd sp vsf slnv qnh kjx tzsd ztxx ivnl np wxf bw irnj qbzp rnwx gsya ci jnxg rs

Manajemen Aksi, Manajemen Berekspresi - Himmah Online

Manajemen Aksi, Manajemen Berekspresi

Himmah Online, Kampus Terpadu – Manajemen aksi yang dilaksanakan di parkiran Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) pada Sabtu (12/08) menjadi materi terakhir dalam rangkaian Pesona Taaruf (PESTA) 2023. Dalam manajemen aksi tersebut mahasiswa dan mahasiswi baru (maba-miba) UII diberikan kesempatan untuk belajar menyampaikan aspirasi dengan berdemonstrasi dan berorasi. 

Rangkaian manajemen aksi tersebut diawali dengan pemberian materi dan praktik demonstrasi. Maba-miba dipecah ke dalam kelompok-kelompok kecil. Pada masing-masing kelompok terdapat satu pemantik yang berasal dari fungsionaris DPM maupun LEM. Usai materi diberikan oleh para pemantik, mereka diarahkan kembali berkumpul ke panggung utama untuk mendengarkan orasi terbuka. Sesi ini ditandai dengan kedatangan mobil aksi yang mengangkut para orator beserta spanduk-spanduk bertuliskan kritik ala mahasiswa.

Mobil aksi tersebut lalu berhenti di depan panggung. Orator yang berasal dari panitia berorasi. Setelah itu beberapa maba yang ditunjuk, maju untuk berorasi terbuka di atas panggung di depan 4000-an maba-miba lainnya.

Selain menjadi tempat untuk belajar berorasi, momen ini juga menjadi panggung bebas untuk berekspresi bagi maba. Maba yang maju berorasi diberikan tema besar oleh panitia, yaitu hak mahasiswa dalam pendidikan. Sedangkan dalam penjabarannya mereka diharuskan untuk berimprovisasi.

Virdan, salah satu maba yang berkesempatan maju untuk berorasi, mengungkapkan bahwa aksi seperti ini masih relevan bagi mahasiswa. Baginya, meskipun tren saat ini banyak pendapat dan gagasan disampaikan melalui media online, kegiatan ini masih menjadi salah satu cara dalam berekspresi dan menyuarakan aspirasi. “Kalau aksi, mah, hanya bentuk ekspresi gitu,” jelas Virdan.

Rule Junior (20), ketua Organizing committee (OC) PESTA 2023, menjelaskan bahwa di antara tujuan adanya sesi manajemen aksi adalah sebagai sarana untuk memancing daya pikir kritis dan keberanian mahasiswa dalam menyampaikan pendapat sebelum mereka masuk ke dunia perkuliahan.

Dalam sesi manajemen aksi tersebut panitia tidak memberikan tema yang spesifik. Hal ini dijelaskan oleh Marcel Dewa, ketua Steering Committee (SC) PESTA, bahwa isu isu pendidikan sangat banyak, sehingga cakupannya jadi bisa lebih luas. “Jadi kita tidak membatasi hanya pada satu isu saja,” tandasnya.

Tingginya biaya Catur Dharma menjadi isu yang paling banyak diangkat oleh maba-miba. Rule menilai bahwa hal itu tak lepas dari isu kampus yang paling mengemuka, khususnya yang belakangan kerap terdengar dari berbagai perguruan tinggi negeri. “Itu mungkin, kalau dari saya pribadi, menangkapnya lebih ke arah miss dari mahasiswa-mahasiswa baru,” ungkapnya.

Meski hanya simulasi, Dalam sesi manajemen aksi tersebut maba yang mendapat kesempatan untuk berorasi di panggung berhasil membuat seisi lapangan bergelora. Seluruh maba ikut bersorak dan bertepuk tangan. Mereka antusias menyambut orasi yang disuarakan oleh para orator.

Reporter: Himmah/Muhammad Fahrur Rozi, Magang Himmah/Said Hidayatullah, Subulu Salam

Editor: R. Aria Chandra Prakosa

Baca juga

Terbaru

Skip to content