Himmah Online, Kampus Terpadu – Ada yang berbeda dari Orientasi Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) tahun ajaran 2017/2018 dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni adanya agenda Social Project (Sospro).
Menurut Putra Gemilang selaku ketua Steering Comite Pekan Orientasi dan Ta’aruf (SC PESTA), Sospro merupakan program percobaan di mana 800 mahasiswa baru akan ikut serta turun ke masyarakat. Berbeda dari pihak panitia, rektorat pun berpendapat bahwa ada 40% mahasiswa baru yang akan diikutsertakan dalam agenda ini.
Ketua SC menargetkan bahwa ada sepuluh masjid & musala yang menjadi lokasi kegiatan Sospro. “Nantinya, mahasiswa baru akan diarahkan ke masjid tersebut dengan berjalan kaki. Di sana akan diadakan bersih-bersih masjid,” paparnya.
Terkait agenda ini, Agus Taufiq selaku Wakil Rektor III bidang kemahiswaan, berpendapat bahwa agenda Sospro rencananya dilaksanakan di desa-desa sekitar UII untuk memudahkan mobilitas mahasiswa baru.
“Sasaran yang dianggap mudah dilaksanakan salah satunya adalah membersihkan tempat ibadah,” ungkapnya. Agus berharap, dengan adanya agenda ini mahasiswa baru memiliki kepedulian terhadap masyarakat di sekitar kampus.
Indra Putra Nugraha, ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa UII mengatakan bahwa kegiatan Sospro bertujuan untuk mengajarkan dan memberi pemahaman kepada mahasiswa baru bahwa aksi itu bukan hanya turun ke jalan. “Dengan adanya agenda ini, kami ingin mengenalkan aksi secara langsung dan aksi sosial turun ke jalan. Tujuannya agar mahasiswa belajar mendedikasikan diri kepada masyarakat,” tegasnya.
Alasan kedua terbentuknya sospro adalah sebagai bentuk evaluasi dari pihak Direktorat Kemahasiswaan UII. Pihak rektorat menilai bahwa banyak mahasiswa yang tidak terlalu menguasai lingkungan sekitar saat mereka turun ke masyarakat.
Menurut Indra, dengan adanya sospro, rektorat ingin merubah persepsi bahwa mahasiswa bukan hanya identik dengan belajar di kampus saja. Pihaknya ingin melatih mahasiswa untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
Ia juga percaya bahwa ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan tidak akan berarti ketika mahasiswa tidak dapat berkomunikasi dengan baik kepada masyarakat. “Karena di lembaga tidak hanya belajar untuk membuat acara, tapi juga belajar untuk bersentuhan langsung dengan masyarakat sekaligus mengetahui norma-norma yang ada dimasyarakat. Agar nanti, pihaknya mengetahui kenapa mahasiswa sering dikeluhkan tidak sopan.”
Indra juga menambahkan bahwa kebanyakan munculnya permasalahan antara mahasiswa dengan masyarakat adalah karena kurang baiknya komunikasi yang dilandasi norma.