Setelah aksi long march dari Taman Parkir Abu Bakar Ali ke Jalan Malioboro, massa aksi Aliansi Masyarakat Yogyakarta berhenti dan membentuk lingkaran di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, dengan membentangkan sejumlah spanduk. Salah satu spanduk bertuliskan “Sembilan bencana Jokowi”. Di antara poin dalam spanduk tersebut bertuliskan “Merawat Nepotisme, Menerabas Konstitusi” yang mengindikasikan kegagalan Jokowi dalam menjalankan demokrasi di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang hendak direvisi demi meloloskan putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, pada Pemilihan Kepala Daerah 2024.
Maulana (21), salah satu Koordinator Lapangan (Koorlap) aksi massa menyebut putusan MK adalah putusan yang tidak bisa digugat, dan selayaknya pemerintah dapat menghormati putusan MK. Rayhan (23), salah satu Koorlap aksi massa, menaruh kekecewaan terhadap Jokowi, “Semua orang bukan berhak, tapi harus. Semua orang harus tersinggung. Harus kecewa, karena hari ini Jokowi menganggap kita orang yang bodoh. Memain-mainkan aturan bernegara kita,” ungkap Rayhan kepada awak Himmah.