Daya Jual Pendidikan

Susi gelisah. Belakangan dia kebingungan menentukan pilihan harus mendaftar di universitas mana. Di laptopnya, Susi membuka laman pendaftaran mahasiswa baru universitas Y. “Universitas Y itu ijazahnya disukai perusahaan, jadi nanti pas kamu lulus bisa mudah dapat kerja.” Susi mengingat sang alumni berkata dengan mantap sepekan lalu, saat sekolahnya mengadakan temu ramah dengan alumni. 

Benar adanya, nama universitas Y ada di hampir semua artikel-artikel dengan tajuk seperti,  “Daftar PTN dan PTS yang Lulusannya Mudah Dapat Kerja.” Artikel semacam ini marak di internet.

Rasanya ketika seseorang hendak mendaftar sekolah ataupun perkuliahan, semakin sering terdengar perkataan seperti, “Nanti daftar di sekolah ini saja, pekerjaan alumninya bagus semua.” atau “Kalau kuliah di sini nanti bisa mudah dapat kerja.” Perkataan ini sering dilontarkan oleh keluarga, teman, atau bahkan dari kampus-kampus yang sedang promosi di acara sekolah.

Akhirnya perlahan persepsi masyarakat mulai bergeser dan perlahan meyakini bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mendapat pekerjaan. Sehingga ketika tengah memilih sekolah atau kampus dan jurusan, orang-orang mulai mencari mana yang lebih memudahkan mendapat kerja dibanding faktor lain seperti kualitas pengajarannya.

Padahal memilih jurusan dan kampus tidak menjadi penentu pekerjaan. Melansir dari Kompas.com, pada tahun 2022 sekitar 80% pekerjaan mahasiswa Indonesia tidak sesuai dengan jurusannya ketika berkuliah.

Persepsi masyarakat yang menganggap bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mendapatkan kerja, tampaknya banyak mempengaruhi dunia pendidikan yang ada di Indonesia. Sehingga daya jual sebuah instansi pendidikan bukan lagi kemampuannya mencerdaskan individu, melainkan bagaimana mereka bisa memastikan seseorang mendapat pekerjaan.

Lantas apa sebenarnya tujuan pendidikan? Bukankah seharusnya tujuan pendidikan sesuai dengan UUD 1945, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa.” Agar pendidikan dapat membawa cita-cita untuk menciptakan masyarakat yang cerdas dan unggul sehingga mampu membawa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik. Jika seseorang mengemban pendidikan dengan tujuan yang sesuai, seharusnya dia bisa mengembangkan potensinya secara maksimal.

Namun sayangnya, Susi sudah lama melupakan cita-citanya menjadi penulis. Baginya yang terpenting adalah mendapatkan kerja dengan gaji besar, meskipun tidak sesuai minatnya. Dia melihat ijazah universitas sebagai tiket mendapatkan kerja. Susi melihat di sekitarnya, orang yang berhasil menjadi PNS atau diterima bekerja di perusahaan adalah mereka yang memiliki ijazah S1.

Baca juga

Terbaru

Skip to content