Oleh: Oleh: Adilia Tri Hidayati
Iri,
Menguasai serta membelot hati
Memaksa kontroversi ingkar pada nurani,
ketika hujan membasuh kasar jemari…
Iri kembali pada surgawi
Jangan bicara tentang tak mengakui
Padahal bisik kebenaran hadir di keping memori
Mozaik yang bicara penguasaan diri
Berhenti pada garis pernyataan sunyi
Kembalilah wujud dengki
Tanpa ampun dan memperingati
Wajah terkotori dusta sok suci
Lumpur berlumur di mata kaki
Namun kesadaran diri tak kunjung kembali
Tetap tegap walau tak pasti
Berujung jurang dalam palung hati
Lagi-lagi hati,
Sepi…
Berdenyut hening suasana
Karena dengki merasuk jiwa
Meninggalkan bekas luka lara
Kian bertambah seiring masa
Apakah nurani sudah terhimpit nista?
Sampai perih tak lagi terasa
Tinggallah serpih pemicu hilang asa
Sebab terpikir bahwa diri sudah hina
Oh, malangnya tubuh kini
Tak terlintas apa pun lagi
Sudah mati.
Hanya bersisa pilu memori,
Ketika hujan membasuh halus jemari…
Tanah pun basah mendo’a nurani