Oleh: Siti Nur Qoyimah
Kampus Terpadu, HIMMAH ONLINE
Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan seminar bertema “Tinjauan Kritis Konflik Palestina & Tragedi Gaza” pada Kamis, 14 Agustus 2014 di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Muzakkir UII. Dalam seminar ini terdapat 4 narasumber yaitu Jawahir Thontowi yang merupakan Guru Besar Ilmu Hukum UII, Siti Muti’ah Setiawati selaku Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, Yoebal Rasyid wartawan Harian Republika, dan Yus Rizal Jurnalis yang merupakan salah satu tim dokter Medical Emergency Rescue Committee (MER-C). Acara ini dimoderatori oleh Muhammad Roy. Selain seminar, juga diadakan Pameran Arsitektur Experimental Design for Palestine oleh Jurusan Arsitektur UII.
Menurut Jawahir, Israel dapat dikategorikan sebagai negara teroris dengan mengatakan beberapa indikator seperti tidak mematuhi kewajiban internasional, mendukung serangan ke Palestina. Solusi yang dapat diterapkan menurutnya adalah genjatan senjata serta menyatukan Palestina dan Israel menjadi satu negara. Genjatan senjata yang diserukan dunia, masyarakat Eropa, PBB, dan negara-negara lain dilanggar dan sering tidak didengar oleh Israel. Sedangkan penyatuan menjadi satu negara tentu sangat sulit salah satunya karena penduduk Palestina sendiri tidak bersedia bersatu dengan Israel.
“Semakin Israel membenci HAMAS, sama dengan semakin tidak memungkinkan HAMAS dimusnahkan karena semangatnya semakin membara, bahkan hal tersebut semakin mengubur Israel sendiri” kutip Jawahir dari pendapat tokoh diakhir penyampaian materinya.
Siti Muti’ah Setiawati mengatakan masyarakat Indonesia sangat reaktif dalam menanggapi konflik Palestina dan tragedi Gaza. Siti juga mengatakan bahwa Israel telah memperlakukan Palestina secara tidak seimbang dan kejam.
Yoebal Rasyid memaparkan serangkaian peristiwa yang menurutnya penting dan berhubungan dengan konflik Israel dan Palestina yang dimulai dari serangan-serangan yang telah dilakukan Israel sejak tahun 2004. Selain itu Yoebal juga menyampaikan pendapat umum yang tersebar di Gaza, sikap media barat dan sikap beberapa Negara seperti Bovilia dan Indonesia di belahan dunia. Sedangkan Yus Rizal Jurnalis, sebagai narasumber terakhir memaparkan sekilas mengenai RS Indonesia yang merupakan rumah sakit yang dibangun di Gaza dengan dana dan kerja keras masyarakat sebagai bentuk kepedulian masyarakat Indonesia.