Tidak Hanya Berorientasi Isu Negeri Luar

HIMMAH Online, Advertorial – Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC) adalah sebuah organisasi yang acap kali dikaitkan dengan pendelegasian mahasiswa ke luar negeri, sehingga dianggap hanya berorientasi pada isu negara-negara seberang. Padahal, paradigma tersebut pada kenyataannya tidak benar. Dedikasi yang dilakukan AIESEC Universitas Gadjah Mada (UGM) di kancah lokal sangat beragam. Banyak program kerja yang memiliki kontribusi pada perbaikan daerah sekitar Yogyakarta.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Tifani Diahnisa Hardianti selaku Vice President Incoming Global Volunteer Project pada presentasi Stake Holder Night hari Sabtu, 14 Agustus 2017. Menurut Tifani, AIESEC UGM tidak hanya menghasilkan produk berupa pengiriman sukarelawan ke luar negeri saja, tapi juga berperan di masyarakat Yogyakarta.

Berpedoman kepada Sustainable Development Goals (SDGs) yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2015, AIESEC UGM membahas isu yang beragam. Mulai dari pendidikan, kesehatan, pariwisata, lingkungan, sampai kewirausahaan. “Dari summer kemarin, pada bulan Juli hingga Agustus 2017, kami mengadakan dua proyek, yaitu Jogjapreneur’s yang memiliki isu kewirausahaan dan Global Playground tentang edukasi kepada anak-anak kurang mampu di Jogja,” ujar Tifani.

Tak hanya peduli terhadap permasalahan lokal, AIESEC UGM juga mampu membawa kepedulian ke ranah internasional. Ada 16 negara yang menjadi destinasi peserta dalam program sosial Global Playground dan Jogjapreneur’s. Hal positif ini diimbangi dengan usaha dari para stake holder yang selaras dengan tujuan AIESEC UGM.

Menjalankan program kerja di organisasi yang keanggotaannya bersifat sukarelawan tidaklah mudah. Perlu ada usaha-usaha dari stake holder yang menyokong kegiatan itu. Maka, keberhasilan dalam meyakinkan para stake holder menjadi sebuah prestasi tersendiri untuk AIESEC UGM. Seperti dibenarkan oleh Vice President Of Business and Development Muhammad Farid pada presentasi proyek. Menurut Farid, AIESEC berhasil menjalin hubungan dengan 12 external stake holders atau partner lokal yang ada di Yogyakarta. Keduanya tidak hanya memberi keuntungan berupa finansial saja, sebab promo-promo yang diberikan kepada anggota AIESEC juga membawa kemudahan.

“Kami bisa bekerja sama dengan Sushi Tei. This is one of our highest achievement so far. It’s very difficult untuk menjalin kerja sama dengan restauran ini,” ujar Farid.

Semua prestasi ini tidak serta-merta mereka dapatkan begitu saja. Banyak perjuangan yang harus AIESEC UGM tempuh. Salah satu kunci keberhasilan AIESEC UGM adalah dengan membuat suasana organisasi yang menyenangkan agar anggota tidak merasa tertekan. AIESEC UGM menerapkan  beberapa kebiasaan yang sering menimbulkan pertanyaan dari orang yang pertama kali melihat. Contohnya budaya salam yang selalu bersemangat dan roll dance. Raka Wicaksono, Ketua AIESEC UGM, menjelaskan bahwa budaya yang mungkin tampak tidak lazim bagi organisasi lain tersebut justru membuat kekeluargaan dalam organisasi lebih terasa.

Skip to content