Imbas Sosial Salah Satu Kebohongan Amerika

Menonton film dengan genre action tak pernah gagal membuat saya penasaran ingin menonton film tersebut, begitupun dengan film Non Stop yang dibintangi oleh Liam Neeson. Pertama kali melihatnya dalam film Taken membuat ia menjadi salah satu aktor laga favorit saya, Liam Neeson yang bertubuh besar dan kekar memang sangat cocok untuk memerankan genre ini, ditambah dengan dengan tipikal peran tak banyak cakap yang selalu dimainkannya membuat ia selalu terlihat garang di mata penonton.

Non Stop bercerita tentang pembajakan pesawat British Aqualantic yang berangkat dari New York ke London dari perspektif seorang polisi udara, yaitu polisi yang bertugas mengamankan perjalanan udara dari dalam pesawat. Ketika menonton film ini ada sebuah pertanyaan yang muncul dari benak kepala saya terkait film dengan tema yang sama. Film dengan tema pembajakan pesawat terbang pada umumnya menceritakan alur pembajakan pesawat terbang dari perspektif sang pembajak, ada sekelompok orang yang gugup memasuki pesawat dan ketika ditengah perjalanan, sekelompok orang tersebut mulai menjalankan aksinya dengan mengalungkan bom di badannya, dan yang dipertanyakan ialah mengapa di setiap film tersebut tidak ada polisi udara yang bertugas?

Pada awal alur film ini, hadir Mark William (Liam Neeson) yang sedang merokok dan menenggak minuman beralkohol yang dengan jelas menceritakan bahwa ia adalah seorang alcoholic, dan di awal alur film ini juga ditampilkan seorang laki-laki yang identik dengan islam, berjenggot dan memakai peci, yang membuat saya menduga-duga bahwa film ini layaknya film dengan tema yang sama dengan lainnya, pelaku pembajakannya adalah komplotan beragama islam yang ingin membalas dendam atas invasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat ke negara-negara di timur tengah yang jelas-jelas sangat memojokkan kaum muslim, dan belakangan diketahui dugaan saya salah.

Awal konflik dari film ini dimulai ketika Mark mendapatkan sebuah pesan singkat dari seorang yang tak dikenal di jaringan aman, yaitu jaringan intranet yang hanya memperbolehkan orang-orang tertentu masuk ke dalam jaringan dengan luas area tertentu yang dalam konteks ini adalah jaringan yang dikhususkan untuk anggota polisi udara. Pengirim pesan singkat tersebut meneror dan meminta uang tebusan sebesar 150 juta dollar ke nomor rekening yang ia tuliskan ke pesan singkat tersebut, dan ia mengancam akan membunuh penumpang satu persatu setiap 20 menit jika permintaannya tidak terpenuhi. Di awal konflik ini Mark mengkhususkan diri untuk mencari pengirim pesan singkat tersebut, mulai dari menganalisis penumpang yang sedang menggunakan hand phone, hingga mengirimkan nomor rekening tersebut ke kepolisian, dan belakangan diketahui bahwa nomor rekening tersebut adalah nomor rekening Mark sendiri, sehingga Mark lah yang dituduh menjadi dalang pembajakan pesawat tersebut, sehingga pistol dan lencana kepolisian Mark di sita oleh kapten pilot.

Dalam klimaks film ini, dua orang telah menjadi korban pembunuhan yang dilakukan dengan cara meracuni korban tersebut, dan diperparah dengan status Mark tertuduh sebagai pembajak, sehingga membuat para penumpang melakukan perlawanan, namun hal tersebut dapat dengan cepat diatasi oleh Mark dengan meyakinkan para penumpang bahwa ia bukan pelakunya, kemudian pada sesi antiklimaks, Mark menemukan pelaku tersebut secara tidak sengaja, ia kebetulan melihat video rekaman salah seorang penumpang. Motif dari pelaku adalah kekecewaannya terhadap negara yang dinilai tidak bisa melindungi warga negaranya, dan film ini ditutup dengan terbunuhnya para pelaku pembajakan tersebut.

Hal yang menarik dari film ini adalah motif si pelaku pembajakan, yaitu kekecewaan terhadap negara. Amerika dikenal dengan negara yang memiliki anggaran keamanan tertinggi di dunia, namun hal tersebut tidak lantas membuat warga negara Amerika aman dari segala macam bahaya. Sebut saja legalisasi senjata api yang menurut pemerintah bertujuan untuk meningkatkan keamanan warganya, dan yang terjadi malah banyak sekali pembunuhan menggunakan senjata api. Anggaran perang yang tinggi pun begitu, perang yang dilakukan Amerika di berbagai negara tidak lantas memberi rasa aman bagi warga negaranya, Amerika pun menjadi salah satu negara dengan tingkat kriminalitas tertinggi di dunia. “Keamanan adalah kebohongan terbesar negeri ini, di rumah kita, di kota kita, di pesawat, tak ada yang aman. Suatu hari orang yang lebih buruk dariku akan menyingkapnya, dan hal terakhir yang akan dilihat anak-anak kita adalah kehancuran mereka”.

Dari segi alur cerita, film ini memberikan pengalaman tersendiri bagi saya, ketegangan yang diciptakan selama alur cerita membuat kita berubah menjadi ‘detektif’ sesaat, menebak-nebak siapakah pelakunya, karena memang jika di telusuri ada banyak penumpang yang masuk ke dalam kategori suspected. Namun dari segi efek, film Hollywood ini masih terasa kurang mumpuni. Efek pesawat jatuh yang sangat terlihat begitu ‘kasar’, dan cenderung dipaksakan itu membuat saya merasa kurang puas dari segi efek, namun bagi saya efek bukanlah segalanya, film dengan efek yang luar biasa tanpa alur cerita yang mempesona akan terasa hampa bukan? (Nurcholis Ainul R. T.)

Skip to content