Himmah Online – Melalui Sidang Umum PBB, 25 November 1981 ditetapkan sebagai Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Tanggal tersebut dipilih untuk mengenang kematian Mirabal bersaudara pada 25 November 1960 silam.
Mirabal bersaudara yang terdiri dari Patria Mercedes Mirabal (1924-1960), Minerva Argentina Mirabal (1926–1960), dan Maria Teresa Mirabal (1935–1960) merupakan anak dari pasangan dari Enrique Mirabal Fernandez dan Mercedes Reyes.
Keluarga Mirabal cukup kaya dan terpandang karena memiliki beberapa bidang usaha seperti perkebunan kopi, pabrik pengolahan kopi dan beras, pergudangan, peternakan, hingga toko daging.
Dari ketiga bersaudara tersebut, Minerva menjadi yang paling dulu terjun di dunia politik dan menjadi aktivis anti-Trujillo bawah tanah. Rezim diktator yang lahir dari sebuah kudeta di ibu kota Santo Domingo pada 1930.
Hal tersebut dikarenakan sejumlah temannya mengaku punya kerabat yang ditangkap, disiksa, bahkan dibunuh oleh aparat rezim Trujillo.
Saat itu Trujillo dianggap sangat bobrok, anti kritik, dan buruk bagi perempuan. Trujillo dikenal suka membangun rumah di seluruh negeri untuk ditinggali oleh gadis–gadis simpanan.
Sialnya, Trujillo terobsesi dan mengincar Minerva sebagaimana dia terobsesi pada gadis-gadis lain yang telah didapatnya.
Suatu hari di tahun 1949, Trujillo mengadakan pesta dan mengundang Mirabal bersaudara. Di pesta tersebut Trujillo melamar Minerva namun ditolak. Hal itu membuat Trujillo sangat marah sehingga di lain waktu terjadi penguncian Minerva beserta ibunya saat mereka menginap di sebuah hotel. Minerva beserta ibunya tidak diperbolehkan keluar sampai Minerva setuju untuk tidur dengan Trujillo.
Kejadian tersebut membuat kebencian Minerva terhadap Trujillo semakin kuat. Minerva bukan lagi menjadi aktivis anti-Trujillo bawah tanah, tetapi sudah menjadi musuh rezim.
Tak hanya Minerva yang terjun ke dunia politik, Patria dan Maria pun mengikuti jejak saudaranya tersebut. Patria mulai terjun ke dunia politik setelah melihat pembantaian yang dilakukan oleh anak buah Trujillo di sebuah kegiatan keagamaan. Lalu Maria terjun ke politik setelah ia mulai tinggal di rumah Minerva.
Tiga bersaudara yang dijuluki “Kupu-Kupu” tersebut kemudian bersatu dengan para aktivis anti-Trujillo di berbagai kota. Mereka semakin gencar menggabungkan ideologi yang mempromosikan kebebasan, kesetaraan, pendidikan, serta kebebasan memilih dan berkehendak.
Pada 14 Juni 1959 terjadi gerakan yang dikepalai oleh suami Minerva, Manolo. Gerakan tersebut menetapkan hari itu sebagai hari pelaksanaan Luperon Invasion, sebuah operasi pengiriman para anggota Dominican Liberation Movement (DLM) ke kota-kota Costanza, Estero Hondo, dan Maimon di bawah komando Enrique Jimenez Moya. Sayangnya invasi tersebut dimatikan oleh rezim Trujillo bahkan sebelum dilakukan.
Akibatnya, lebih dari 100 anggota invasi ditangkap oleh aparat termasuk Manolo, Minerva, Maria, Leandro, dan Pedro. Mayoritas ditahan di penjara La Cuarenta yang dikenal angker karena kerap menjadi tempat penyiksaan hingga pembunuhan.
Setelah ditahan, keluarga Mirabal rela dimiskinkan oleh rezim Trujillo dengan dilakukannya penyitaan tanah, mobil, dan rumah. Meskipun demikian, tindakan Trujillo tidak menyurutkan nyali Patria dan kedua saudaranya yang ditahan.
“Kita tidak bisa membiarkan anak-anak kita tumbuh dalam rezim yang korup dan tiran ini, kita harus melawannya, dan saya bersedia menyerahkan segalanya, termasuk hidup saya jika perlu,” ungkap Patria.
Malam Kematian Mirabal Bersaudara
Negara-negara di kawasan Karibia dan Amerika mulai memberi perhatian dan dukungan sehingga menyebabkan perlawanan terhadap Trujillo semakin besar. Venezuela dan Amerika yang awalnya kawan Dominika memutar haluan menjadi lawan. Ditambah dukungan dari Kuba di bawah Fidel Castro yang menjadi penyokong utama gerakan perlawanan terhadap Trujillo.
Akibat tekanan dari luar membuat Trujillo membebaskan Minerva dan Maria pada 8 Agustus 1960. Tetapi tidak untuk Manolo dan Pedro, mereka dipindahkan dari penjara La Cuarenta ke penjara San Felipe.
Mirabal bersaudara juga diberi kesempatan untuk menjenguk suami-suaminya, Manolo dan Pedro, walaupun jarang dan waktunya dibatasi.
Namun tak disangka-sangka pada 25 November 1960, malam itu mereka dihentikan oleh sekelompok polisi rahasia ketika dalam perjalanan pulang setelah menjenguk suami. Kondisi cuaca sedang hujan lebat, mereka dipaksa keluar dari mobil dan digiring ke pinggir jurang.
Mirabal bersaudara bersama dengan supir mereka, Rufino de la Cruz, dipukuli kemudian dicekik hingga tewas. Jasad mereka dimasukkan ke dalam mobil yang mereka kendarai. Tak berhenti sampai di situ, mobil tersebut didorong ke dalam jurang untuk menciptakan situasi di mana kematian mereka terkesan alami akibat kecelakaan.
Tragedi pembunuhan itu dilakukan pada saat Patria berusia 36 tahun, Minerva 34 tahun, dan Maria berusia 24 tahun. Mengetahui berita tersebut, publik marah dan meyakini bahwa kematian Mirabal bersaudara disebabkan oleh ulah orang-orang suruhan Trujillo.
Peristiwa itu menjadi salah satu faktor yang mendorong gerakan anti-Trujillo semakin meluas. Trujillo kemudian dihukum mati enam bulan kemudian.
Hari kematian Mirabal bersaudara kemudian diperingati sebagai International Day for the Elimination of Violence Against Women atau Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
Kisah Mirabal bersaudara menjadi sangat populer dan dimasukkan ke dalam buku-buku teks pelajaran sejarah di Dominika.
Kini, rasa sakit dan darah perjuangan Mirabal bersaudara tak sia-sia begitu saja. Perjuangan mereka masih terus disambungkan oleh perempuan-perempuan di seluruh dunia. Sebab, kekerasan terhadap perempuan masih terjadi di zaman sekarang dalam bentuk pelecehan seksual, penganiayaan, perkosaan, kekerasan fisik, kekerasan psikis, hingga pembunuhan.
Reporter: Magang Himmah/Ivana Nabila Putri
Editor: Siti Tabingah