Oleh: Sirojul Khafid
Yogyakarta, HIMMAH ONLINE
Konggres World Trade Organization (WTO) di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, menuai aksi penolakan dari masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya adalah Yogyakarta. Jum’at (6/12) lalu, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Universitas Islam Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) Universitas Islam Indonesia, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Sekolah Bersama (SEKBER), Gerakan Mahasiswa-Pembebasan (GEMA-Pembebasan), Front Mahasiswa Nasional (FMN), dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), beserta organisasi lainnya yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Indonesia (ARI) mengadakan aksi penolakan WTO di Jl. Abu Bakar Ali hingga titik nol kilometer, Kota Yogyakarta. dalam aksi tersebut, mereka menuntut Indonesia agar membubarkan WTO dan keluar dari WTO. Mereka juga meminta Indonesia untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan, kedaulatan pangan, ekonomi mandiri dan kuat, pendidikan gratis, ilmiah, dan demokratis, serta perdagangan yang adil dan demokratis. Pun menolak outsourcing dan pendidikan asing masuk Indonesia, serta pembebasan masa aksi yang ditahan saat aksi menolak WTO di Indonesia adalah tiga dari kesepuluh tuntutan ARI.
Heronimus Saman selaku koordinator lapangan aksi tesebut mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan pengurangan subsidi pangan di Indonesia. Hal ini menurutnya akan berakibat pada naiknya harga pangan. “Indonesia belum siap dilihat dari industri lokal yang belum bisa diandalkan,” tutur anggota GMNI tersebut. Oleh karena itu, ia bersama peserta aksi lain menuntut agar Indonesia keluar dari organisasi perdagangan tersebut.
Peserta aksi dari HMI MPO UII, Ervin Sapto Nugroho juga mengatakan bahwa keikutsertaan Indonesia dalam WTO selama 13 tahun telah menyebabkan perekonomian negeri ini kian memburuk.