Konser musik sebagai rangkaian acara kedua dalam gelaran Hiforiafest 2022 yang diprakarsai KOMAHI UII batal digelar. Hingga kini, kewajiban pengembalian dana tiket terhadap penonton dan membayar penampil secara penuh tak kunjung rampung.
Himmah Online – Jum’at, 21 Oktober 2022 di tempat kerjanya, Resti Ayu (25) baru saja meminta izin kepada supervisor untuk mengurangi waktu lembur esok hari. Ia berencana mengunjungi konser musik Hiforiafest 2022 yang bakal digelar di Candi Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta bersama dua kawannya.
Adanya grup musik Reality Club dalam jajaran penampil melatarbelakangi Resti bergegas membeli tiket saat penjualan tiket kategori Presale 1 akan berakhir. Satu tiket seharga 175 ribu akhirnya berhasil diamankan. Keinginan melihat Reality Club secara langsung segera menjadi kenyataan. Pikirnya.
Namun saat malam hari sepulangnya dari tempat kerja, ia mendapat kabar bahwa konser musik yang kurang dari 24 jam bakal meriuhkan Candi Prambanan tersebut batal digelar. Resti gagal melihat idolanya manggung secara langsung.
Kesedihan Resti tidak hanya berhenti di situ. Satu bulan setelah pembatalan konser, ia tak kunjung mendapatkan pengembalian dana tiket yang telah dijanjikan panitia sesaat setelah pengumuman pembatalan.
“Jadi Hiforiafest bikin Instagram story bahwa acaranya di-cancel karena kekurangan dana. Terus katanya tiketnya mau di-refund seratus persen, tapi sampai sekarang belum ada kejelasannya,” tutur Resti kepada reporter himmahonline.id melalui sambungan telepon pada Selasa (23/11).
Kekecewaan juga dialami Massey Prima Febrianti (22), seorang mahasiswi Universitas Amikom Yogyakarta. Ia berencana mengunjungi konser musik Hiforiafest 2022 bersama satu kawannya. Namun setelah menanti cukup lama, konser tersebut malah batal digelar.
“Kecewa, karena saya udah nunggu dari lama. Acaranya tiba-tiba cancel. Terus katanya mau refund, tapi belum refund. Kecewa, sih,” tutur Massey pada Rabu (24/11).
Kekurangan Dana, Konser Dibatalkan Sehari Sebelum Acara
Hiforiafest 2022 diselenggarakan oleh Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI) Universitas Islam Indonesia (UII). Terdiri dari dua rangkaian acara: seminar nasional dan konser musik.
Seminar nasional bertajuk “Youth Empowerment in Politics & Public Diplomacy” telah digelar pada 13 Oktober 2022. Arga Dumadi, Josefhine Chitra, dan Sujiwo Tejo didapuk jadi pembicara dalam rangkaian acara pertama tersebut.
Dalam rangkaian acara kedua, terdapat enam grup musik yang bakal tampil. Yakni Aftershine, Diskoria, Kangen Band, Impromptu, Ndarboy Genk, dan Reality Club.
Namun sehari sebelum rangkaian acara kedua digelar, mereka dipastikan batal tampil “karena kurangnya pendanaan untuk memenuhi operasional acara,” tulis akun @hiforiafest pada 21 Oktober 2022 lalu.
Rayhan Rasyid Swandono (21), ketua panitia Hiforiafest 2022, menuturkan alasan pembatalan konser karena target penjualan tiket tidak tercapai. Dari sejumlah tiket yang terjual, nilainya dianggap kurang untuk memenuhi operasional digelarnya rangkaian acara kedua.
“Pembeli tiket itu tidak sesuai target. Dari yang ditargetkan kita di angka 1000 sampai 1500, sampai tanggal 20-21 (Oktober) itu jauh di bawah itu, kurang dari 50 persen,” tutur Rayhan kepada reporter himmahonline.id pada Selasa (06/12).
Melihat alasan pembatalan karena kekurangan dana, Martinus Indra Hermawan (40), seorang yang bekerja di agensi band tur asal Yogyakarta, beranggapan bahwa penyelenggara Hiforiafest 2022 tidak bisa mengkalkulasikan kebutuhan dan potensi dana masuk.
“Seharusnya bisa mengkalkulasikan, sih. Maksudnya selama ini kalo bikin konser atau festival gede itu sebenarnya tidak langsung untung. Biasanya mereka juga bakar duit istilahnya, ada investor yang masuk di situ. Dan mungkin ini (Hiforiafest 2022) nggak kepikiran di situ. Mikirnya cuma jualan tiket. Artinya cuma bergantung ke tiket doang,” ungkap Indra, Selasa (23/11).
Senada dengan Indra, menurut Nuran Wibisono (34), salah satu penulis musik menuturkan jika gelaran konser atau festival yang sumber pendanaannya hanya dari penjualan tiket, bisa dipastikan gelaran tersebut akan rugi.
“Gimana caranya biar nggak rugi, ya, pastikan sumber pendanaan tidak hanya mengandalkan tiket. Karena pendanaan dari tiket itu kayaknya tidak sebanyak sponsorship. Tidak akan menutupi ongkos produksi,” papar Nuran, Rabu (07/12).
Pembatalan konser Hiforiafest 2022 yang sebelumnya direncanakan pada 22 Oktober 2022 tersebut bukanlah kali pertama. Delapan bulan sebelumnya, gelaran Hiforiafest 2022 seharusnya digelar pada 12 dan 14 Februari 2022 di Kamala dan Malika Ballroom, Sleman City Hall, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatannya terdiri dari dua rangkaian acara. Pertama seminar nasional dengan tajuk “Politics and Diplomacy” yang bakal diisi Sujiwo Tejo dan Gusti Ayu Amanda Clarissa Himawan. Lalu, konser musik bertajuk “Live to Give” dengan penampil Kunto Aji dan Ndarboy Genk.
Kedua rangkaian tersebut batal digelar lantaran tidak mendapatkan perizinan dari pihak kepolisian akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Ndarboy Genk menjadi salah satu penampil yang berada di rencana gelaran pertama dan kedua. Bonaventura Rendy Danarja (32), Manajer Ndarboy Genk, menuturkan bahwa sebetulnya perubahan jadwal hingga berakibat pada pembatalan telah dilakukan penyelenggara sebanyak tiga kali.
“Tiga kali mundurnya. Untuk Ndarboy itu sampai tiga kali. Februari, terus Maret, terus Oktober,” tutur Rendy kepada reporter himmahonline.id melalui sambungan telepon pada Senin (28/11).
Di bulan Oktober, penyelenggara sebetulnya juga telah meminta perubahan jadwal sebanyak tiga kali. Pertama pada 8 Oktober, lalu 12 Oktober, dan terakhir 22 Oktober hingga akhirnya konser dibatalkan. Rendy baru diberi kabar terkait pembatalan dua hari sebelum konser digelar.
Alasan pembatalannya pun tidak disampaikan secara transparan kepada Rendy. “Panitia tidak menjelaskan. Cuma bilang ‘ada masalah yang sama sekali tidak bisa diatasi’,” tuturnya.
Rendy menyayangkan pembatalan konser Hiforiafest 2022 yang bakal digelar kurang dari sepekan. Hal tersebut sangat merugikan bagi pihaknya. Pasalnya ia telah menolak berbagai tawaran manggung di hari tersebut.
“Aku udah nolak job banyak di tanggal tersebut, yang harusnya aku bisa maen di tanggal tersebut. Apalagi tanggal 22 Oktober itu hari Sabtu, banyak banget aku nolak job. Dikabarin pun H-2,” keluh Rendy.
Sementara menurut Indra, pembatalan gelaran konser secara sepihak memiliki banyak kerugian bagi berbagai pihak.
“Pembatalan itu yang dirugikan ya jelas vendor: vendor alat, vendor venue. Belum tentu mereka dibayar lunas. Terus kemudian band-nya juga dirugikan karena kadang mereka belum dibayar lunas juga. Sementara mereka udah booking tanggal. Mereka punya kru juga yang harus dibayar. Seumpama mereka nyewa mobil, ya, biasanya udah di-DP,” papar Indra.
Indra juga menuturkan, bahwa pembatalan konser bagi penonton kerugiannya bersifat personal. Namun bagi penampil dan vendor, kerugiannya secara berkelompok.
“Tenant, FNB, mereka mungkin udah di-DP untuk bayar alat atau nyewa orang jadi hangus. Kemudian penonton juga. Mereka kan secara individu, jadi kerugiannya ke personal mereka. Sementara seperti band, vendor, tenant, itu ruginya ada yang lain. Tidak cuma menanggung kerugian sendiri,” jelas Indra.
Seperti Dendam, Kewajiban kepada Penampil dan Penonton Harus Dibayar Tuntas
Sehari setelah konser dibatalkan, pihak Hiforiafest 2022 melalui unggahan Insta Story di akun Instagramnya meminta para pemegang tiket untuk mengisi Google Form pengembalian dana tiket. Pengisian tersebut diberi waktu hingga 5 November.
Namun setelah mengisi, para pemegang tiket mengaku tidak mendapat informasi lebih lanjut terkait proses pengembalian dana.
“Seharusnya dihubungi satu-persatu, kan tiap pembeli ada kontak personal. Jadi biar kita sebagai pembeli bisa tau pasti bahwa kita akan di-refund. Tapi kalo ini kan ndak dihubungi sama sekali, jadi kaya digantungin,” keluh Massey.
Senada dengan Massey, Resti beranggapan skema pengembalian tiket yang hanya mengandalkan pengisian Google Form dianggap kurang efektif dan tidak memberikan kejelasan.
“Temen-temenku ada yang belum kerja, sehingga uang segitu cukup besar. Seenggaknya dikasih kejelasan, atau (dihubungi) via email, one by one, bahwa uang akan dikembalikan. Maksudnya kaya ditenangin dulu lah, bukan cuma lewat IG story, itu pun update-an terakhir empat minggu yang lalu. Google Form juga tau dari Instagram dia (Hiforiafest 2022), bukan email satu-satu,” papar Resti.
Dalam unggahan pengumuman yang sama, penyelenggara menuturkan bakal melakukan proses pengembalian tiket hingga 5 Desember. Namun hingga Selasa malam (06/12) Resti dan dua kawannya, serta Massey dan satu kawannya, belum juga mendapatkan pengembalian dana tiket.
Hingga hari itu juga, pihak penyelenggara mengaku telah mengembalikan dana untuk 200-an tiket dari total 650-an tiket yang terjual. Baik tiket yang terjual atau dana tiket yang telah dikembalikan, mereka tidak dapat menyebutkan angkanya kepada reporter himmahonline.id secara konkrit.
Kemudian, beberapa hari setelah Resti melakukan pembelian tiket melalui yesplis.com, ia mendapat email berbunyi, “HIFORIAFEST AKAN MEMBERIKAN DANA CASHBACK TIKET YANG AKAN DIBERIKAN VIA TRANSFER BANK/E-WALLET! WOWWW!”.
Skemanya, penerima email diarahkan untuk mengisi formulir dengan tenggat waktu dua hari setelah email diterima. Dalam email disebutkan bahwa pemegang tiket kategori Presale 1 akan mendapatkan cashback sebesar 25 ribu, lalu kategori Normal UII sebesar 50 ribu, dan kategori Normal Umum sebesar 100 ribu. Namun hingga Selasa malam (06/12) cashback tersebut tak kunjung diterima Resti.
Saat dikonfirmasi mengenai cashback, Rayhan mengaku lupa dengan skema itu. Dia hanya ingat bahwa cashback akan diberikan kepada pembeli tiket kategori Normal UII secara langsung sesaat pembelian tiket.
Kemoloran pengembalian dana tiket diakui Rayhan karena fokus panitia tidak hanya memikiran tentang pengembalian dana tiket, tetapi juga pembayaran terhadap para penampil.
“Jadi gini, yang perlu difokuskan dari temen-temen panitia itu nggak cuma berfokus pada pengembalian tiket penonton, tapi juga kita harus mengembalikan dana cancellation fee kepada guest star. Kepada pihak MC juga ada,” paparnya. “Nah, jadi temen-temen panitia itu fokusnya rata, nggak ada yang cuma fokus ke pengembalian refund tiket penonton,” tambahnya.
Sementara untuk penampil, berdasarkan penuturan Rayhan hingga Selasa (06/12) baru 2 dari 6 penampil yang telah rampung dituntaskan pembayarannya. Mereka adalah Aftershine dan Diskoria.
Sedang Ndarboy Genk, salah satu penampil yang sudah berada dalam jajaran penampil sejak rencana pertama Hiforiafest 2022 pada Februari 2022 lalu, hingga Rabu siang (07/12) belum dipenuhi kewajibannya.
Mengacu MoU, pihak penyelenggara semestinya melunasi kewajiban full payment yang masih kurang 35 juta. Kemudian, terjadi kesepakatan bahwa penyelenggara cukup membayar 20 juta.
Rendy berharap, meskipun kewajiban kepada Ndarboy Genk belum terpenuhi, pengembalian dana tiket harus segera dituntaskan. Ia khawatir nama Ndarboy Genk turut mendapat reputasi buruk sebagai buntut pengembalian dana tiket yang tak kunjung rampung.
“Jadi fanbase Ndarboy Genk terutama yang pingin lihat, kan pasti kecewa, ya. Penonton ndak peduli siapa yang undang gitu-gitu, taunya ndelok Ndarboy, udah beli tiket, terus ndak dikembalikan. Yang kena Ndarboy, bukan panitianya. Ndak mungkin dong mau liat UII gitu, pasti mau lihat Ndarboy gitu. Apalagi mau liat HI, ndak mungkin,” ungkap Rendy.
Menyikapi proses pengembalian dana tiket yang belum rampung, Muhammad Ihsan (21), Ketua KOMAHI UII 2021/2022 berharap para pemegang tiket bisa lebih bersabar. Ia menjamin pihaknya akan memenuhi kewajiban Hiforiafest 2022 kepada para penampil maupun pemegang tiket.
“Kami minta teman-teman lebih bersabar dan kami memohon waktu sedikit lagi untuk mengembalikan semuanya. Dan di sini baik dari Hiforiafest selaku panitia dan KOMAHI selaku penanggung jawab tidak akan lari dari tanggung jawab dan kewajiban kami semua,” tutur Ihsan.
Setelah tenggat pengembalian dana tiket yang dijanjikan sebelumnya pada 5 Desember tak kunjung dipenuhi, Rabu malam (07/12) pihak Hiforiafest 2022 melalui akun Instagramnya mengumumkan bahwa proses pengembalian dana tiket akan dilakukan maksimal hingga 31 Maret 2023. Itu artinya, para pemegang tiket akan mendapatkan pengembalian dana tiket maksimal lima bulan sejak pembatalan.
Kemoloran hingga tidak jelasnya skema pengembalian tiket, bagi Nuran menunjukkan perlindungan konsumen konser di Indonesia belum diperhatikan.
“Harusnya ada sistem yang bisa melindungi konsumen. Itu harusnya salah satu tugas YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia). Yang kulihat selama ini belum ada obrolan dari YLKI soal ini, padahal ini ranah mereka,” ungkap Nuran.
Reporter: Himmah/Fathoni Abdul Mukti, Pranoto, Primadiani Difida Widyaputri
Editor: Nadia Tisha Nathania Putri