Green Matric Jadi Tolok Ukur Green Campus

Lagi, penebagan pohon dilakukan di kawasan Universitas Islam Indonesia, Sabtu (12/10). Dalam kurun waktu satu minggu sudah ada dua lokasi yang ditebangi pohonya oleh kampus yang bergelar green campus ini. (Foto oleh : Nafiul Mualimin)

Lagi, penebagan pohon dilakukan di kawasan Universitas Islam Indonesia, Sabtu (12/10). Dalam kurun waktu satu minggu sudah ada dua lokasi yang ditebangi pohonya oleh kampus yang bergelar green campus ini.
(Foto oleh : Nafiul Mualimin)

Oleh: Yuyun Novia S. dan Zahrina Andini

Kampus Terpadu, HIMMAH ONLINE

Predikat green campus yang dipegang oleh Universitas Islam Indonesia (UII) sejak tahun 2010 ternyata mengalami kenaikan peringkat per tahunnya. Itulah yang diakui oleh Dosen Teknik Lingkungan Ani Juliani.  “Tahun 2011 UII peringkat 11 di tingkat nasional dan peringkat 65 di tingkat internasional. Tahun 2012 UII peringkat 6 di nasional, namun turun di tingkat dunia karena pesertanya semakin banyak,” ujar Ani saat ditemui di ruangannya pada hari Jum’at (04/10).

Ia memaparkan, tolak ukur penilaian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia selaku pelaksana green campus adalah dengan menggunakan green matric. Green matric merupakan kumpulan dari indikator-indikator green campus yang berisi 5 aspek, yaitu tata letak dan infrastruktur, energi dan perubahan cuaca, sampah, air, serta transportasi.  “Penilaiannya diadakan tiap tahun. Jadi tiap tahun kita mengirim data berupa isian green matric kepada panitia,” tambahnya. Disebutkan oleh Ani bahwa bukan dari pihak panitia yang melakukan survei langsung ke setiap universitas, namun pihak universitas lah yang mendaftarakan diri dengan cara mengisi green matric.

Green matric tersebut ingin menunjukkan bahwa pengertian green campus bukan hanya mengenai kampus yang hijau atau banyak tidaknya kendaraan bermotor, namun dilihat dari berbagai sudut pandang. Disini, green campus lebih menekankan pada sejauh mana kebijakan-kebijakan tersebut diimplementasikan dan hal ini berlaku untuk seluruh fakultas di UII. “Berhubung terbatasnya kolom yang disediakan oleh panitia, pihak UII mengambil rata-rata saja, baik yang dari kampus atas maupun bawah” papar Ani.

Ia mengungkapkan, badan perencanaan UII telah membuat beberapa agenda yang bisa menunjang green campus ini, diantaranya workshop dan seminar, tanam bibit, dan sistem pengelolaan sampah mandiri yang masih menjadi wacana.

Mahasiswi Ilmu Hukum angkatan 2012 Uni Tsulasi berkomentar atas adanya green campus ini. “Fakultas saya masih jauh dari green campus karena kondisinya yang gersang dan panas. Berbeda dengan kampus terpadu yang udaranya sejuk karena banyak pohon,” ujarnya. Ia menambahkan, green campus seharusnya bisa lebih memberikan kontribusi untuk lingkungan. Dengan banyaknya pohon di area kampus bisa memberikan banyak oksigen yang bermanfaat bagi lingkungan.

Berbeda halnya dengan yang diutarakan Adeline Ayu, mahasiswi jurusan psikologi angkatan 2012. “Fakultas saya sudah memenuhi kriteria. Penggunaan AC cukup minimal, jendela penerangannya cukup sehingga sinar matahari bisa masuk, meskipun tanamannya masih sedikit,” ungkapnya.

 

Podcast

Skip to content