Apa Kata Jeremi Tetti dan Senandung Nacita?

Sebuah profesi itu harus dicintai agar tidak tampak menjadi kesulitan.

Menunjukan kemampuan-Salah satu peserta menunjukan kemampuannya membawakan berita saat mengikuti workshop dan kompetisi SCTV Goes To Campus yang berlangsung di Gedung Kahar Muzakkkir, UII pada senin, 3/6. Acara ini juga menjadi ajang pencarian bakat untuk para mahasiswa di kompetisi News Presenter dan Citizen Journalism. (Foto oleh: Aldino Friga P. S.)

Menunjukan kemampuan-Salah satu peserta menunjukan kemampuannya membawakan berita saat mengikuti workshop dan kompetisi SCTV Goes To Campus yang berlangsung di Gedung Kahar Muzakkkir, UII pada senin, 3/6. Acara ini juga menjadi ajang pencarian bakat untuk para mahasiswa di kompetisi News Presenter dan Citizen Journalism. (Foto oleh: Aldino Friga P. S.)

Oleh: Fajar Noverdian

Kampus Terpadu, Himmah Online

Acara SCTV Goes To Campus (SGTC) ini bertujuan untuk mendekatkan industri televisi dengan mahasiswa-mahasiwa sebagai salah satu pemirsa yang terus memantau perkembangan berita di televisi, “ya, kami usahakan datang dekat dengan mahasiswa, biar mahasiswa tau bagaimana cara proses bekerjanya crew televisi” tutur Jeremi Tetti ketika diwawancara saat hendak istirahat (3/6) kemarin. Secara garis besar karena ketatnya persaingan industri televisi, persaingan semakin ketat dimana-mana, aspek penilaian yang paling penting adalah kualitas look ditelevisi, penampilan ditelevisi itu yang pertama. Ia menambahkan kualitas vokal dan kemampuan delivery di depan kamera. “Karena masalah look kita bisa melakukan perombakan melalui operasi plastik, kalo kualitas vokal dan kemampuan di depan kamera itu bisa dilatih” ujarnya.

Ketika audisi pertama saat kompetisi di Universitas Mercu Buana Jakarta, Jeremi mengatakan hanya dalam tempo 3-4 jam setelah menang mengikuti audisi, dia langsung diterima di salah satu stasiun televisi. Dan record di UIN Jakarta, hanya sekitar 1 jam setelah dinobatkan sebagai pemenang, dia langsung diterima di salah satu televisi berbayar. Menurut Jeremi, kiat-kiat agar mampu berkompetisi secara profesional, seseorang itu harus sadar kamera. “Mengikuti acara televisi, audisi, dia harus prepare penampilannya dan bagaimana ia harus tau cara tampil di depan kamera” ungkap Jeremi. Pada tahun 1994, Jeremi memenangkan sebuah kompetisi sekitar 500 peserta audisi hingga ia bisa sampai seperti sekarang ini dan dulu juga sempat bekerja 1 tahun di Yogyakarta.

Presenter Senandung Nacita pun berpendapat sama, SGTC diadakan memang untuk mencari bibit reporter dan juga calon presenter yang ada di kampus-kampus. Kemudian juga memberi pemahaman seperti apa bekerja di dunia pertelevisian, khususnya di Liputan 6. Untuk menjuri itu ada faktor penilaiannya, “Ada dari segi look, voice, dan dari bagaimana cara dia menyampaikan berita delivery-nya seperti apa” tukas Nacita. Dan dari poin-poin itulah nanti ditentukan siapa yang paling baik untuk menjadi News Repoter dan Presenter, dan terutama yang harus dibawahi juga, ia harus memiliki minat yang tinggi dibidang jurnalistik.

Menurut Nacita, dalam menggeluti dunia News Reporter dan Presenter, haruslah mempunyai semangat tinggi untuk belajar. “Banyak yaa, kita harus mau belajar, selalu perbanyak ilmu pengetahuan, banyak baca dan untuk calon presenter sendiri mungkin bisa latihan suaranya digali lagi. Bagaimana sih bicara yang baik dan artikulasi yang baik,” kata puteri aktor senior Deddy Mizwar itu. Ia menambahkan di bidang jurnalis itu jangan dijadikan sebuah pekerjaan, “memang sebuah profesi, tapi dijadikan dicintai yaa, karena kalau misalnya dicintai, justru itu menjadi tidak tampak menjadi sebuah kesulitan, tapi menjadi tantangan baru” tambahnya lagi.

Reportase bersama: Metri Niken L.

Skip to content