Maya Soetoro: Yogyakarta adalah Kota dengan Tingkat Toleransi yang Tinggi

“Saya bukan gurunya mengajari peace, tapi kalian mengajari saya,” aku adik Obama ini dengan bahasa Indonesia yang cukup lancar.

Oleh: Siti Mahdaria

Kampus Terpadu, Himmah Online

Platinum Lecture bertajuk Education for Peace ini terselenggara sebagai salah satu bentuk momentum yang dimanfaatkan oleh rektorat UII untuk mengenalkan kerjasama yang terjalin antara Universitas Islam Indonesia dengan University Hawaii at Manoa. “Awalnya perwakilan-perwakilan dari University Hawaii at Manoa datang ke Universitas Islam Indonesia dalam rangka kunjungan untuk menjalin kerjasama dan berkolarobari bersama antar kedua universitas tersebut,” tutur Ocha, salah satu staf kantor International Program (IP).

Kegiatan yang dilaksanakan di Auditorium KH. A. Kahar Mudzakkir (10 Juni 2013) ini berlangsung dari pukul 09.00-10:30 dengan dihadirit oleh Maya Soetoro yang juga adik presiden Amerika Serikat, Barrack Obama. Ia menceritakan masa-masa indahnya ketika hidup di Indonesia dulu dan bagaimana kecintaan ibundanya akan negara yang berlambang garuda ini. Maya pun masih sangat mengingat tempat-tempat tinggalnya dan makanan-makanan khas Yogyakarta. Padahal ia sendiri sudah 23 tahun tidak menginjakkan kaki di Indonesia.

“Saya bukan gurunya mengajari peace, tapi kalian mengajari Saya,” tutur Maya dalam sambutannya. Meski panitia sudah menyuruhnya untuk menggunakan bahasa Inggris, Maya tetap memilih berbicara bahasa Indonesia demi menghargai audiens yang datang. Maya menyampaikan bahwa Yogyakarta adalah kota dengan tingkat toleransi yang tinggi. Menurutnya di Yogyakarta terdapat keseimbangan dan kesinambungan antar umat beragama yang saling menghargai satu sama lain. Dirinya percaya bahwa “Lakum dinukum waliyadin; bagimu  agamamu, dan bagiku agamaku” menjadi mantra yang sempurna untuk membentuk terciptanya kedamaian antar umat beragama di Yogyakarta.

 

 

Skip to content