Proses Stempel Co-card Menuai Problema

Karena kurangnya kordinasi panitia pesta mengakibatkan para maba berdesak-desakan untuk meminta stempel dari cocard yang telah dibuat kepada panitia pesta.  (Foto oleh: Arieo Prakoso)

Karena kurangnya kordinasi panitia pesta mengakibatkan para maba berdesak-desakan untuk meminta stempel dari cocard yang telah dibuat kepada panitia pesta. (Foto oleh: Arieo Prakoso)

Oleh : Adilia Tri Hidayati

Kampus Terpadu, HIMMAH ONLINE

Sesuai dengan rundown acara, rangkaian kegiatan Pesona Ta’aruf (PESTA) 2014 dimulai dengan persiapan atribut pengenal mahasiswa/i baru (maba-miba), yaitu co-card. Mengambil tempat di sekitar Auditorium Kahar Mudzakir dan Fakultas Psikologi Sosial Budaya (FPSB), pembuatan co-card dimaksudkan agar maba-miba dapat belajar memanajemen waktu. Selain itu juga bertujuan untuk melatih kemandirian, dan menghilangkan budaya konsumtif serta kebiasaan hidup praktis maba-miba. Namun, terjadi masalah dalam pelaksanaannya.

Pembuatan co-card diagendakan sampai pukul 15.00. Maba-miba yang sudah selesai membuat co-card diminta menyerahkan co-card pada panitia yang berjaga di Kantor Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (LEM UII) dan Auditorium Kahar Muzakir untuk distempel. Stempel ini nantinya berfungsi sebagai bukti bahwa maba-miba memang membuat co-card mereka sendiri, bukan hasil membeli jadi. Namun, mereka tidak boleh melampaui batas waktu yang diberikan. Jika melebihi pukul 15.00, maba-miba tidak akan mendapat stempel sehingga mereka dikenakan sanksi pelanggaran ringan di keesokan hari.

Awalnya, proses menstempel co-card berlangsung teratur. Ketika menjelang siang baru lah tampak kesemrawutan dalam antrean. Maba-miba saling berebutan untuk mendapat stempel, mengakibatkan jalan depan Kantor LEM UII menjadi penuh dan sesak.

Zulfikar La Novas selaku Koordinator Komisi B Steering Committee (SC), mengatakan bahwa Komisi B sudah mentransformasikan ke wali jamaah (waljam) dengan baik. “Kami sudah bilang ke waljam agar memberitahukan maba-miba yang sudah selesai membuat co-card supaya langsung meminta stempel, tidak harus menunggu semua co-card jamaahnya selesai. Namun, mungkin jamaah mereka terlalu solid, sehingga mereka mengumpulkan seluruh co-card terlebih dahulu dalam satu waktu,” jelasnya.

Miss koordinasi yang sempat terjadi ini membuat co-card beberapa jamaah masih belum distempel. Hari yang beranjak semakin sore menjadi alasan bagi panitia PESTA untuk memberhentikan proses menstempel. “Kami berpikir lebih baik maba-miba kembali ke jamaah masing-masing untuk mendapatkan pengarahan tentang atribut saja, daripada harus mengantre distempel. Jadi mereka bisa cepat pulang,” ucap Zulfikar. Dia juga menambahkan maba-miba yang belum mendapat stempel kemungkinan tidak diberi sanksi sesuai dengan ketentuan awal. “Karena ada keadaan seperti ini, maka mungkin ditoleransi. Tetapi akan kami bicarakan dulu dalam rapat evaluasi, ini jadi pelajaran bagi kami untuk ke depannya,” lanjut Zulfikar.

Skip to content