Rencana Pengembangan Bidang Akademik Wakil Rektor UII

Oleh: Dian Indriyani
Kampus terpadu, HIMMAH ONLINE

Dengan terpilihnya rektor dan tiga wakil rektor yang baru, kepemimpinan UII kini berganti. Ilya Fadjar Maharika, Wakil Rektor (Warek) 1 yang mengurusi bidang akademik menilai bahwa seluruh Warek harus mampu menerjemahkan visi misi rektor. Ilya menawarkan pemikiran ala blue ocean strategy dimana kita harus memetakan aspek-aspek apa yang harus dihilangkan atau dikurangi karena tidak relevan atau dianggap membebani, dan apa yang harus ditingkatkan serta dikreasikan kembali. Karena menurutnya, instrumentalisasi nilai-nilai keagamaan di UII kurang terealisasikan.

Saat ditemui selepas acara pelantikan rektor, pada Senin (02/06), Ilya menuturkan bahwa Warek terpilih sepakat untuk fokus kepada pemetaan dan mencoba lebih banyak mendengarkan dari semua sisi, bahkan sampai hal-hal detail yang tidak terungkap selama setengah tahun mendatang (Juni-Desember). “Selama setengah tahun mendatang, kita akan meneruskan rencana kegiatan dan anggaran tahunan yang disusun oleh periode sebelumnya, sembari kita menyusun program kerja baru untuk 2015 nanti” papar Ilya.

Satu program yang diusung nantinya adalah memperbaiki komunikasi antar pihak/sektor/hirearki mulai dari pimpinan hingga paling bawah. Menanggapi terkait keapatisan mahasiswa, Ilya yang sebelumnya menajabat sebagai Kaprodi arsitektur menuturkan banyak sekali tipe mahasiswa dan mereka perlu disentuh nantinya dengan cara yang berbeda-beda. “Kita membuka peluang terciptanya komunikasi selebar-lebarnya. Selanjutnya mungkin kami mengharapkan diadakannya kegiatan informal seperti dialog-dialog dari para pengurus prodi. Contohnya, lesehan sore di Arsitektur,” ujar Ilya.

Ia juga menyayangan transaksi yang terjadi antara universitas dengan mahasiswa hanya sebatas transaksi keilmuan. Menurut Ilya, universitas baru akan hidup ketika menjadi medan atau space dimana di dalamnya terdapat konherensi atau hubungan yang baik antar aktor-aktornya melalui hal-hal yang justru tidak cukup diciptakan hanya dari pelajaran tapi bisa dari seni atau pengekspresian diri. Jadi, setidaknya ada pembangunan hal-hal yang informal dan non akademik seperti kegiatan gamelan, dan sebagainya.

“Kita juga berharap Himmah sebagai publikasi dari mahasiswa untuk membangun bersama model komunikasi sebaik-baiknya” tambah Ilya.

Selain itu, terkait permasalahan bagaimana mahasiswa mengasah kemampuan softskill dan hardskill-nya, bagi Ilya, universitas hanya memberikan peluang untuk setiap individu menggali sebanyak mungkin dari fasilitas yang ada. Dengan cara pendekatan yang berbeda, universitas nantinya akan mengupayakan diploma suplemen yang terdiri dari list of activities or improvement mahasiswa yang bersangkutan tentang apa saja yang dia ikuti di universitas. Sehingga saat lulus nanti, mahasiswa mendapatkan ijazah, transkrip dan profil yang menceritakan bagaimana softskill mahasiswa, yang bisa dikoversi menjadi sertifikat atau sks. “Yang penting untuk kedepannya adalah memetakan profil dan minat mahasiswa seperti apa untuk pengembangan tiap individu dan perkuliahan” imbuhnya.

Skip to content