Sosialisasi Setengah Hati

kunjungan stan lembaga khusus (LK) dan unit kerja mahasiswa (UKM) oleh maba miba (30/8).Namun maba miba tidak bisa memasuki stan untuk bertanya tanya,melaikan hanya berjalan didepan stan saja.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak adanya sosialisasi yang jelas pada acara kunjungan stan membuat sejumlah Lembaga Khusus (LK) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kurang maksimal dalam melakukan promosi. Mereka tidak tahu konsep yang pasti saat pelaksanaan dimulai

 Oleh Khairul anwar

Kampus Terpadu, Kobar

Kunjungan stan oleh mahasiswa baru yang tergabung dalam serangkaian acara Pesona Ta’aruf (PESTA) masih menuai permasalahan. Pada tahun 2009 misalnya, ada sebagian jama’ah yang tidak mendapat giliran untuk mengunjungi stan. Serta di tahun 2010 kunjungan stan yang terlalu singkat durasi waktunya. Kali ini masalah sosialisasi yang menjadi penyebab utamanya. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya LK dan UKM yang tidak tahu tentang sistematika pelaksanaan. Akibatnya mereka kurang bisa mempersiapkan diri saat dimulainya kunjungan. Seperti yang diungkapkan oleh Randi Fajar Saputra selaku ketua UKM Basket. Fajar mengatakan dirinya tidak tahu apapun tentang sistematika rute kunjungan. Manager UKM basket, Suryadi, juga menambahkan bahwa tidak ada sosialisasi sebelumnya mengenai konsep acara. Hanya pemberitahuan berupa manual acara yang pernah mereka dapatkan.

Ketua Marching Band (MB), Alfian Hendra Saputra mengatakan bahwa pihaknya pernah mendapatkan undangan untuk menghadiri technical meeting yang diselenggarakan pada malam sebelum PESTA. Menurut Alfian, pihak yang mendapat undangan hanya dari LK saja. “Setahu saya hanya dari LK”, terang Alfian.

Dalam pertemuan tersebut, Alfian mengatakan bahwa konsep yang dibahas kurang begitu jelas. Sistematika rute kunjungan yang dijelaskan pun hanya satu jalur. Pihak panitia menjanjikan akan melakukan technical meeting. Akan tetapi janji tersebut tidak ditepati. “Ditunggu sampai malam kok tidak ada kabar,” terang Alfian. Pihak panitia menjanjikan lagi akan mengadakan pertemuan dengan LK dan MB pada esok hari jam delapan pagi, namun kenyataanya Alfian hanya mendapat informasi berupa pesan singkat  mengenai letak stan yang telah  ditentukan. Pihak MB merasa kecewa karena tidak adanya keterangan yang jelas. Sehingga pada saat acara kunjungan stan, terkesan kurang maksimal. Harapan Alfian acara PESTA ke depan bisa benar-benar diperhatikan sehingga masalah yang sekarang tidak terulangi lagi ditahun selanjutnya.

Ditemui di depan stan, Angga Prasetya, Koordinator Departemen Dekorasi dan Dokumentasi (Dekdok), menyatakan bahwa technical meeting sudah diadakan pada malam sebelum PESTA. Angga menuturkan pada saat pertemuan tersebut yang hadir hanya dua perwakilan dari LK yaitu dari LPM Himmah dan MB.

Umi Laelatussofiah selaku staf Departemen Acara, menyatakan bahwa konsep yang dibuat oleh Departemen Acara sudah jauh hari sebelum PESTA mulai. Bahkan sebelum hari raya konsep tersebut sudah disusun. Umi memperjelas pihaknya juga sudah memberikan pemberitahuan berupa undangan kepada semua UKM dan LK yang ada.

Staf Departemen Pemandu Barisan (PB), Sandy Dwi Pratama menyatakan bahwa pihaknya hanya melaksanakan  tugas mengkoordinir barisan, sedangkan untuk konsep acara, PB mengikuti aturan yang dibuat oleh panitia Steering Commitee (SC) . Sandy sendiri mengetahui konsep sejak dua hari sebelum acara pesta. Sandy menambahkan untuk rute barisan memang dibuat dua jalur dan pada pelaksanaanya peserta tidak diperkenankan untuk berkunjung melainkan hanya melihat-lihat dan menerima brosur, hal tersebut untuk menghindari terjadinya kemoloran waktu.
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai aturan ini, KOBARkobari mencoba mengubungi ketua SC. Namun pihaknya belum bisa memberikan keterangan apapun kerkait masalah ini.

Menurut Santy Dwi Jayanti, mahasiswa baru Fakulltas Psikologi dan Sosial Budaya (FPSB), acara kunjungan stan sudah baik, namun santy menyayangkan durasi waktu yang terlalu pendek. Selain itu, semua peserta tidak boleh mendekat ke stan sehingga promosi yang dilakukan oleh LK dan UKM terkesan kurang jelas.

Reportase Bersama : B. Kindy Arrazy

Skip to content