Kontes Batik: Menggaet Rasa Cinta Anak pada Batik

Oleh: Fikrinisa’a Fakhrun H.

Yogyakarta, HIMMAH ONLINE

Dalam rangka memperingati hari batik, salah satu pusat perbelanjaan di Ambarukmo Plaza, Centro mengadakan serangkaian acara pada tanggal 2, 6, dan 13 Oktober 2013. Minggu (6/10) lalu, panitia menyelenggarakan fashion show anak-anak bertajuk “Sebuah Peradaban Batik”. Acara yang berlangsung dari pukul 01.00 WIB hingga 16.30 WIB ini diselenggarakan atas kerjasama Centro dengan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) DIY.

Kontes ini terbagi menjadi 2 kategori peserta, yaitu kategori A (usia 4-7 tahun) dan B (8-12 tahun). Acara ini bertujuan agar anak-anak menyukai dan turut melestarikan batik sebagai salah satu warisan budaya nusantara, terang Katarina Mery selaku Service dan Marcom Supervisor. “Centro ikut nguri-nguri kabudayan. Berhubung batik itu sudah milik Indonesia, maka tidak bisa diklaim lagi,” ujarnya lagi.

Amin Hendra Wijaya, salah satu juri APPMI mengungkapkan, meskipun kontes ini seninya tradisi namun taste-nya internasional. Para peserta sudah bisa mengolah batik menjadi sesuatu yang valuenya lebih tinggi.

Ia berbicara mengenai sejarah batik ini. Dahulu Patih Gadjah Mada beserta para tentaranya mengenakan seragam batik, sehingga secara tidak langsung batik menyebar ke seluruh nusantara. Berbeda dengan sekarang, batik telah menyesuaikan dengan ornamen-ornamen rumah yang sesuai dengan adatnya. Bahkan, mungkin berbagai songket yang ada di daerah masing-masing pun berkembang menjadi batik karena tidak seperti songket, batik tidak risih untuk dikenakan sehari-hari.

Amin menambahkan, pelestarian batik bisa dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang bisa dilakukan antara lain batik harus dikembangkan dan dikreasikan semenarik mungkin. Motif dan warna batik pun harus mengikuti zaman, meskipun isi motif itu sendiri adalah motif tradisi. Untuk bisa mengembangkan batik, setidaknya, semua kalangan masyarakat bisa mencintai dan bersedia mengenakan batik terlebih dahulu, baru kemudian bisa mengekspresikan bentuk batik,” tegas Amin menjelaskan.

Ada 32 peserta yang mengikuti kontes ini, salah satunya adalah Asa Bening Rembulan, peserta asal Sragen yang meraih juara 3 kategori B. ”Senang ikut lomba seperti ini. Bajunya dibuatkan sendiri sama bunda dan eyang,” ujarnya sambil tersenyum lebar.

Podcast

Skip to content