Ngayogjazz 2014, Mengajak Memulai Kehidupan yang Baru Lagi

HIMMAH ONLINE, Sleman – Pentas musik jazz tahunan yakni Ngayogjazz telah memasuki tahun kedelapan sejak pertama kali diadakan pada November 2007. Ngayogjazz yang selalu diselenggarakan pada November tahun ini (22/11) berlokasi di Desa wisata Brayut, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta yang tahun sebelumnya juga diselenggarakan di desa ini. Novindra Dhiratara, selaku board creative mengatakan bahwa tidak ada alasan khusus kenapa memilih Desa Wisata Brayut lagi. Ia juga menambahkan bahwa mencari tempat untuk Ngayogjazz itu seperti mencari chemistry. Ada tempat yang baik, tapi masyarakatnya tidak menerima. Atau ada tempat yang masyarakat mengajukan, tapi menurut penyelenggara secara spesifikasi kurang. Spesifikasinya sendiri meliputi desa, teratur, indah, dan punya tempat yang bisa untuk mendirikan panggung.

Tujuan diadakannya Ngayogjazz adalah untuk memediasi teman-teman musisi muda jazz yang belum punya tempat mengekspresikan kreatifitas mereka. Untuk lokasinya yang selalu berada di desa wisata, diharapkan bisa mengangkat perekonomian masyarakat desa tersebut. Selain itu, Novindra juga menambahkan kalau Ngayogjazz ingin mencetak masyarakat pecinta kesenian. Masyarakat dari kota dikenalkan seni tradisional, kemudian masyarakat desa dikenalkan seni modern. Acara ini memang digelar gratis dengan harapan semua masyarakat bisa datang ke lokasi serta menikmati musik jazz. “Kita ingin membuktikan dengan cara Ngayogjazz, cara kita, bahwa musik jazz itu bukan musik yang rumit dan bukan musik untuk kalangan elite.“tambah Novindra.

Jumlah panggung di Ngayogjazz mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Hal ini disebabkan jumlah musisi yang berpartisipasi dalam acara Ngayogjazz semakin banyak. Awalnya, Novindra mengaku kesulitan untuk mencari musisi, namun setelah beberapa kali Ngayogjazz digelar para musisi justru yang mencari dan mengajukan diri untuk tampil. “Yang jelas komunitas harus masuk, prioritas pertama Ngayogjazz adalah untuk komunitas lalu selebihnya baru untuk penampil.” ungkap Novindra.

Tema Ngayogjazz tahun ini adalah “Tung Tak Tung Jazz” yang artinya suara kendang yang divokalkan manusia. Kadang, kendang membuat nada ceria, mengawali dan menjadi intro dalam musik gamelan. Filosofinya yaitu bahwa Ngayogjazz ingin mengajak memulai kehidupan yang baru lagi dengan suasana yang lebih ceria setelah tahun ini banyak kejadian politik, ekonomi dan kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Adi Rayhan salah satu pengunjung yang setiap tahunnya mengunjungi acara tersebut memberikan tanggapan terkait Ngayogjazz 2014.“Tahun ini dekorasinya lebih rame, lebih asik dibandingin tahun lalu. Aku berharap tahun depan artisnya lebih surprise.” ujarnya.

Novindra berharap kedepannya Ngayogjazz akan selalu ada karena acara ini sifatnya sudah klangenan. Bukan melulu tentang jazz, tapi bisa juga menjadi media reuni. Ia juga menambahkan bahwa acara ini dari kecil sampai besar akan diusahakan untuk tetap ada. “Nggak ada alasan untuk tidak mengadakan Ngayogjazz di bulan November” ungkap Novindra. (Siti Bariroh M.)

Skip to content