Pada Hari Buruh, Mahasiswa Papua Menuntut Kemerdekaan

Secara tegas, Indonesia diminta untuk memberikan hak mereka.

AGUSTINUS D by Nafiul Mualimin

Agus Dogomo Juru Bicara Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota saat memberi keterangan kepada wartawan Rabu(1/5). Ia dan rekan-rekannya turut serta dalam May Day ini untuk menuntut Indonesia memberikan hak Papua agar menentukan nasib sendiri. (Foto oleh: Nafiul Mualimin)

Oleh: Hasinadara P.

Yogyakarta, Himmah Online

Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota melakukan aksi  untuk menuntut kemerdekaan Papua Barat, Rabu (1/5). Mereka melakukan aksi di Kawasan Nol Kilometer Yogyakarta mulai sekitar pukul 12.00. Tuntutan yang mereka ajukan diantaranya; berikan kebebasan hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua, tarik militer (TNI-Polri) organik dan non-organik dari seluruh Tanah Papua, hentikan eksploitasi, dan tutup seluruh perpustakaan milik kaum imperialis seperti Freeport, LNG Tangguh, Corindo, Medco, dan lain-lain.

Aksi yang dilakukan bertepatan hari buruh ini sekaligus untuk memperingati penyerahan kekuasaan dari pemerintahan sementara PBB, United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) kepada Indonesia. Selain itu UNTEA juga melegitimasi Indonesia untuk menempatkan militer dalam jumlah besar di Papua Barat

Agus Dogomo selaku Juru Bicara aksi berharap militer ditarik dari tanah Papua karena telah menciptakan hal-hal yang merugikan. Contohnya melakukan pembunuhan terhadap Theis Eluay, Mako Tabuni, Huber Mabel, dan lain-lain. “Secara tegas kita meminta ke Indonesia untuk memberikan hak kita atau menentukan nasib sendiri, kita ingin merdeka, itu secara demokratis. Kalau tidak merdeka kekerasan akan terus terjadi di tanah papua. Dan segala kekayaan terkuras, dan segala macam,” tegas Agus Dagomo.

Reportase Bersama: Moch. Ari Nasichuddin, Raras Indah F., Alvina Anggarkasih, Nafiul Mualimin, Ruhul Auliya, dan Siti Mahdaria

 

Skip to content