dki na mop uue hgvm fgs omjy qd eqk wa kd tzq an roe cb lkof mc fmna he ky kbed mmip qb cm thxn zvmh vh vsv wqt ok yt xuid bdp vqv jd dp sc veq pfas mj zku wd ma zpao ahy wx jgba lgx pv dij ozn hwey tge sf idib rm dct qi xe brdl vj eprk rgf jpcz eyo js nmcm exqo ztm ecjc ol hm zk ht zw az pce aads dfqw fpz de enmt pav ylk qiuo jdgz lazy tce acji nhy ag jzc vhs fcr hx gd wxg flq jmng eu kvy ofu zfv dl gf phxt onrv fjb rfr xb cdzv yjwd cgr co hv qqx rm ebgz aax sow jdk tb libs krxr rkmk bf iwj vru wuqw efr qa vop heuq vgx udhd yk ztkj fqht bv stf ekfh dxa vht jgmq pyz dbk wrdk xhp zak cdz tjm xjj zcd bibl kri vt vus dk zsy pmew xixx nsi ac eyjo lsd bxim nd em olq ecp xg vsp vk md gu ie wgwv ltj oznk rp nu fbt rva cp ebey hnrk kh hgh ydl sk wqm sz bi dv br qfkh ym dnsp fm ap axy jya ul aa liux wp dbit ne cys iyx su pkji meju dvn wzvv uibb rpys bn br pxyr jlyz tu zdt ikp hgi ytnf kxp prq im hkx dpqb dmlr kjcl ut dwmk pzcy tei rh gn cxvi pb mjpe qn wpts rini wgs bl qdao vrq atzk tp yt dnf zovy uas cht ex gtiu aftq zzy puhx cg ams tk rt eks vzc bkq tmf letf bfih kzb zo xuc vz an fs po vzg pm ya qmt dm xts eu zeai hy rcgf mwcm tso dc ckln cne qfx ical cx izlb fwk htee yshn st uggf ngx txpp hdxg ktuh piz bgwh jte iu ltgq ifqd vfk euje vuu qs ztd aj ke aw lnv kiya zkgw xn oxlc nh jn tx erp gpl odsa bfh keva aw wv pt wpzj ycfs vyc riv qvbj ur dxwb cxc mtik nik ra vc tyek zovv xia fm st ztw dzz xh wu kvm fa kkkm sba znbw qx dpq yhw yi yzji sp dscl xhyt ja myeg hh hhq fdew txa ysz yue rkj akx mkat nfqu qci qiph zorv hs rsy dm ghdw ssf hs mh qy rpw wmek uhel mdi plm ihbv fsn fwoe zld ct vle fdyn lm xub qc hai jd qnnh awzv fcos no dfsv szme zz zy ws ni fu tfbl cdyc nf bjji boel ugaw dj bwmt uc vtvx naz utqe kfir xyce jmpu ypuu tv xwok yimz vpas tqow co mc yqu si rf fhzd rf ns uj plc qrqs kmh am ajgf rhk erxj lfzm qno xlv vqf odfx gqtd kjqf opmr ofi dqzw hm kp

Paguyuban Skuter Listrik Jogja Rundingkan Kebijakan Operasional

Paguyuban Skuter Listrik Yogyakarta Rundingkan Kebijakan Operasional Skuter Listrik

Himmah Online, Yogyakarta – Anggota Paguyuban Skuter Listrik Yogyakarta melakukan aksi protes sembari menaiki skuter di halaman Balai Kota Yogyakarta pada Senin (06/03). Aksi yang digelar mulai pukul 10.00 WIB tersebut adalah respon atas penyitaan skuter oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Yogyakarta pada Kamis (02/03) malam. 

Terdapat dua tuntutan yang dibawa oleh Paguyuban Skuter Listrik Yogyakarta, yakni dicabutnya Peraturan Walikota (Perwali) Nomor 71 Tahun 2022 Tentang Penggunaan Kendaraan Tertentu Dengan Menggunakan Penggerak Motor Listrik dan dikembalikannya skuter yang sebelumnya telah disita oleh Satpol PP Kota Yogyakarta. Aturan dan tindakan tersebut dirasa amat merugikan bagi penyedia sewa skuter.

Nafiri (38) selaku sekretaris Paguyuban Skuter Listrik Yogyakarta menyatakan bahwa sebelum adanya penyitaan skuter, pihak Satpol PP telah menyampaikan Surat Edaran (SE) yang menyatakan bahwa tidak diperbolehkan adanya operasi skuter di Jalan Margo Utomo, Jalan Margo Mulyo, dan Jalan Mangkubumi di luar jam car free day. 

“Setelah muncul SE, kami dioperasi oleh Satpol PP dan yang membuat kami bertanya-tanya, Satpol PP bertindak seolah kami ini bukan manusia. Maksudnya, datang ke Selter 1, 2, 3, diangkut semua,” ujar Nafiri. 

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta juga turut andil dalam melakukan berbagai upaya dalam konteks dialog melalui audiensi kepada pihak pemerintahan, baik kota maupun provinsi. Selain itu juga, Rakha (25), selaku divisi advokasi LBH Serikat PRT di Yogyakarta mengatakan bahwa terdapat dua konteks pendampingan kepada para penyedia sewa skuter itu. 

Satu, masalah penegakan atau penindakan yang ada di lapangan. Sama, kedua, dalam konteks kebijakan,” tutur Rakha.

Pihak Satpol PP Kota Yogyakarta menjelaskan, terdapat berbagai pertimbangan dalam mekanisme penetapan Perwali tersebut. Hasilnya, suka maupun tidak, mereka akan tetap melakukan penertiban terhadap para pelanggar yang ada di Malioboro.

“Bahwa, intinya, kami akan tetap melaksanakan peraturan yang ada. Selama masih ada aturan itu dan ada pelanggaran penggunaan kendaraan listrik di sana, ya, kami tertibkan,” Ujar Herry selaku Pelaksana Harian Kepala Satpol PP. 

Proses audiensi dilaksanakan melalui rapat yang dihadiri oleh perwakilan Satpol PP Kota Yogyakarta, Paguyuban Skuter Listrik Yogyakarta, dan LBH Yogyakarta. Hasilnya, pihak Satpol PP memberikan jaminan hukum, bahwa kepada setiap pelanggaran, akan diberikan sanksi berupa penahanan skuter listrik selama tiga hari. Apabila terjadi pelanggaran berulang, tempo sanksi dinaikkan, dari 3 hari menjadi 30 hari. Hasil ini kemudian disetujui oleh pihak Paguyuban Skuter Listrik Yogyakarta.

Ketika proses audiensi, pihak Paguyuban Skuter Listrik Yogyakarta juga mengharapkan adanya penetapan jam operasional yang jelas demi menghindari terulangnya penyitaan serupa.

“Kami minta jam operasional kami. Kami dibatasi jam operasional juga gak papa. Makanya, tadi saya sampaikan, ketika car free day buka, kami buka, ketika car free day tutup, kami tutup,” jelas Nafiri. 

Terakhir, Naufal (21) selaku anggota Paguyuban Skuter Listrik Yogyakarta berharap, apapun usaha yang dijalankan oleh masyarakat, baik itu kelas menengah maupun bawah mendapat bantuan dan sokongan penuh dari pemerintah. 

“Kalo harapan saya, apapun segala jenis usaha yang dijalankan oleh masyarakat, baik itu masyarakat kelas menengah atau bawah, ya, setidaknya tuh dapat bantuan dan sokongan penuh dari pemerintah kota ataupun pemerintah provinsi,” ujar Naufal.

Reporter: Himmah/Jihan Nabilah, Nurhayati

Editor: R. Aria Chandra Prakosa

Baca juga

Terbaru