Serikat Mahasiswa Peringati Hari Buruh Internasional

Salah satu orator aksi perwakilan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Yogyakarta menyuarakan hak-hak kaum buruh yang harus diperjuangkan demi peningkatan kualitas hidup para buruh dalam aksi unjuk rasa Hari Buruh Internasional (01/05). (Foto oleh: Putri Werdina C.A)

Salah satu orator aksi perwakilan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Yogyakarta menyuarakan hak-hak kaum buruh yang harus diperjuangkan demi peningkatan kualitas hidup para buruh dalam aksi unjuk rasa Hari Buruh Internasional (01/05). (Foto oleh: Putri Werdina C.A)

Oleh: Putri Werdina C. A.

Yogyakarta, HIMMAH ONLINE.

Hari Buruh Internasional yang jatuh pada Kamis (01/05), diperingati oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk para mahasiswa. Mahasiswa dari kalangan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), FLLMI (Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia) di beberapa universitas di Yogyakarta seperti UAD (Universitas Ahmad Dahlan), INSTIPER (Institue Pertanian Yogyakarta), UIN (Universitas Islam negeri), UII (Universitas Islam Indonesia) melakukan aksi demonstrasi tepat di nol kilometer kota Yogyakarta pukul 11.00 WIB.

Mekanisme dalam unjuk rasa kali ini, dijelaskan oleh koordinator aksi, Aka Pahlevi mahasiswa UII Fakultas Hukum angkatan 2010, bahwa rencana awalnya melakukan aksi demo bersama dengan koalisi rakyat bersatu. Namun, menurut Aka karena suasana disana tidak kondusif dan cenderung ke arah anarkis, maka diputuskan untuk melakukan aksi sendiri. Mengenai perijinan, Aka menuturkan bahwa telah mendapatkan izin dari kepolisian setempat untuk melakukan aksi. “Tiga hari yang lalu bersama aliansi buruh, kami telah mengirimkan pemberitahuan kepada kepolisian terkait” tuturnya. Aka menambahkan setelah pukul 16.00 WIB, aksi demo di nol kilometer akan selesai.Selanjutnya masih ada unjuk rasa lanjutan di daerah Tugu Yogyakarta yang di pimpin oleh Eko Prasetyo dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Yogyakarta

Selain itu, salah satu orator aksi, Eko Gustanto, mahasiswa INSTIPER menuturkan tujuan dari adanya aksi ini adalah untuk menyuarakan hak-hak kaum buruh, seperti upah kaum buruh saat ini masih kurang dari standar. “Kami ingin upah mereka itu lebih dari UMR (Upah Minimum Regional) karena untuk UMR Jogja sendiri itu sangat kecil” tutur Eko. Eko menambahkan tujuan lainnya adalah mengharap adanya pembeda antara upah buruh yang sudah menikah dengan yang lajang, karena saat ini upah buruh lajang dengan yang menikah berjumlah sama. “Tunjangan-tunjangan juga harusnya diberikan sebagai bentuk kemanusiaan, selain itu adanya cuti hamil bagi kaum buruh wanita yang harusnya diperpanjang” lanjut Eko.

Skip to content