Himmah Online – Tepat pada 6 April 1917, Amerika Serikat menyatakan perang melawan Jerman. Amerika Serikat kemudian bergabung dengan Blok Sekutu dalam Perang Dunia I. Selembar surat lalu dikirimkan dari Jerman untuk Meksiko. Nahasnya, surat tersebut dicegat dan diteliti oleh Inggris lalu dibocorkan kepada Amerika Serikat. Surat tersebut kemudian populer dengan sebutan Telegram Zimmerman.
Semua berawal pada 16 Januari 1917. Menteri Luar Negeri Kekaisaran Jerman (staatssekretaer) yaitu Arthur Zimmermann, mengirimkan surat berkode sandi rahasia melalui sambungan telegraf untuk Kedutaan Besar Kekaisaran Jerman untuk Meksiko, Heinrich von Eckartd.
Telegram itu berisi catatan Jerman akan melakukan rencana kapal selam tak terbatas, lalu beraliansi mengajak Jepang dan Meksiko untuk mengantisipasi jika Amerika Serikat menyatakan perang dengan Jerman. Telegram ini juga bermaksud mengupayakan agar Amerika Serikat tetap menjadi negara netral. Di samping itu, Jerman tetap berusaha “memercik perang” antara Amerika Serikat dan Meksiko.
Tujuan Jerman sederhana. Jerman berharap Amerika Serikat bisa diduduki sementara, dalam rangka menyelesaikan kampanyenya di Eropa atau U-boat. Agar setelah itu ia dapat menahan Amerika Serikat untuk memasok senjata kepada negara-negara sekutu seperti Inggris dan Perancis.
Komando Tinggi Jerman percaya hal tersebut dapat menjadi strategi untuk mencekik Inggris lewat perang kapal selam tak terbatas. Sebelum pasukan Amerika Serikat dapat dipanggil dengan jumlah yang cukup untuk membantu sekutu. Telegram ini juga konon merupakan salah satu alasan penyebab bergabungnya Amerika Serikat dalam Perang Dunia I.
Diawali pada 7 Mei 1915, kapal penumpang RMS Lusitania asal Britania Raya milik Perusahaan Cunard Steamship Line Shipping tenggelam. Serangan pertama ini menyebabkan 1195 orang tewas ditembak oleh kapal selam Jerman U-20. Kemudian dilanjut Insiden Sussex pada 24 Maret 1916 yang memakan 80 korban, termasuk dua warga Amerika Serikat terluka.
Dua peristiwa tersebut membuat Amerika Serikat mengancam Jerman untuk memutuskan hubungan diplomasi. Pemerintahan Jerman kemudian menanggapi dengan membuat Perjanjian Sussex pada 4 Mei 1916.
Perjanjian tersebut berisi tentang Kapal Jerman akan memberikan peringatan kepada kapal lainnya sebelum ditenggelamkan untuk menyelamatkan awak serta penumpang kapal. Melihat hal tersebut menjadi tidak praktis, Komando Tinggi Jerman hanya menjalankan perjanjian tersebut sampai Februari 1917. Lalu tetap melanjutkan rencana kapal selam tak terbatasnya.
Dari peristiwa tersebut sepertinya sudah menimbulkan intrik-intrik konflik dalam internal pemerintahan Kekaisaran Jerman. Arthur Zimmermann, ialah orang yang menyetujui untuk melakukan rencana kapal selam tak terbatas itu.
Sepak Terjang Telegram Zimmerman
Zimmermann menggantikan Gottlieb von Jagow yang mengundurkan diri–sebagai aksi unjuk rasa ketidaksetujuannya terhadap rencana kapal selam tak terbatas. Sehingga pada 16 Januari 1917, Zimmermann mengirimkan sebuah surat rahasia kepada Heinrich von Eckardt.
Telegram tersebut dikirim secara manual melalui tiga rute dan ditransmisikan melalui radio dan juga melalui dua kabel Trans-Atlantik yang dioperasikan oleh negara netral yaitu Amerika Serikat dan Swedia. Jerman menyampaikan surat tersebut melalui Kedubes Amerika Serikat di Berlin kemudian diteruskan dengan menggunakan kabel diplomatik, pertama ke Kopenhagen lalu ke London.
Saat tengah dalam proses pengiriman, telegram ini kemudian dicegat oleh Inggris. Inggris mengetahui Kedutaan Jerman di Washington akan menyampaikan pesan melalui telegraf komersial dan Inggris juga sudah menyadap stasiun radio Jerman di Naeun. Surat tersebut telah diterjemahkan sebagian di Kamar 40 oleh Nigel de Grey. Kamar 40 merupakan bagian dari Angkatan Laut Perang Inggris khusus untuk pembacaan sandi yang dibentuk pada Oktober 1914.
Pada awalnya Inggris enggan memberitahu Amerika Serikat, karena akan dapat merusak kepercayaan Amerika Serikat terhadap Jerman. Selain itu berpotensi dapat merusak kode Jerman di Kamar 40 dengan merusak kabel penyadapan kabel Inggris kepada Amerika Serikat. Di sisi lain, ini lantas memperlancar usaha Jerman untuk lebih cepat berkonflik dengan Amerika Serikat.
Pada akhirnya, telegram itu tetap dibocorkan. Pada 19 Februari 1917, William Reginald Hall selaku Kepala Kamar 40 membocorkan hal tersebut kepada Sekretaris Kedubes Amerika Serikat di Inggris yaitu Edward Bell.
Bell awalnya tidak percaya, tetapi ketika Inggris berhasil membuktikannya, Bell menjadi marah. Akhirnya tepat pada 20 Februari 1917, Bell secara tidak resmi mengirimkan salinannya kepada Kedubes Amerika Serikat di Inggris yaitu Walter Hines Page.
Pada 23 Februari 1917, Page bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris yaitu Arthur Balfour dan kode tersebut diberikan Page kepada Balfour. Keesokan harinya, Page membocorkan tentang telegram tersebut langsung kepada Woodrow Wilson, Presiden Amerika Serikat.
Mengetahui itu, Wilson sangat marah tetapi ia tidak langsung menyatakan perang, hanya memberikan komentar, “kami adalah teman tulus rakyat Jerman dan dengan sungguh-sungguh ingin tetap berdamai dengan mereka. Kami tidak akan percaya bahwa mereka memusuhi kami. kecuali atau sampai kita diwajibkan untuk mempercayainya” tutur Wilson.
Tadinya ia ingin menerbitkan segera Telegram tersebut, tapi ia menundanya hingga 1 Maret 1917. Isi telegram ini akhirnya diterbitkan kepada pers.
Isi dari Telegram Zimmerman:
“Kami ingin memulai perang kapal selam tak terbatas pada tanggal 1 Februari. Kami akan berusaha untuk menjaga Amerika Serikat tetap netral. Jika ini tidak berhasil, kami membuat proposal Meksiko aliansi dengan dasar berikut: bersama, berdamai bersama, dukungan keuangan yang murah hati dan pemahaman di pihak kami bahwa Meksiko akan merebut kembali wilayah yang hilang di Texas, New Mexico, dan Arizona. Penyelesaian secara detail diserahkan kepada Anda. Anda akan memberi Presiden hal-hal di atas secara rahasia segera setelah pecahnya perang dengan AS pasti, dan saran bahwa ia harus, atas inisiatifnya sendiri, mengundang Jepang untuk segera mengikuti dan pada saat yang sama memulai. antara Jepang dan diri kita sendiri. Silahkan hubungi Presiden.
Ditandatangani, ZIMMERMANN”
Reaksi Setelah Telegram Zimmerman Muncul Ke Permukaan
Mengetahui hal itu, masyarakat dan para aktor politik Amerika Serikat marah besar. Amerika Serikat awalnya menduga isi dari telegram itu palsu, terutama yang memiliki darah Jerman dan Irlandia, karena mereka ingin menghindari konflik dengan Eropa.
Muncul pula asumsi Inggris ingin memanipulasi Amerika Serikat ke dalam perang dan telegram tersebut sebagai strategi intelijen Inggris. Namun, desas-desus isi telegram yang asli atau palsu dengan cepat mendapat titik terang. Pada 3 Maret 1917, Zimmermann memberikan pernyataannya kepada seorang Jurnalis AS.
“Saya tidak dapat menyangkal, itu benar,” ucap Zimmermann. Lalu ia mengkonfirmasi lagi pada 29 Maret 1917 memberikan pidato kepada Reichstag, teks telegram tersebut adalah asli. Namun begitu ia masih berharap agar Amerika Serikat tetap netral.
Zimmermann mengatakan instruksinya kepada Meksiko hanya akan dilakukan setelah Amerika menyatakan perang. Ia menyalahkan Presiden Wilson karena memutuskan hubungan dengan Jerman. Setelah telegram itu bocor, Duta Besar Jerman tidak lagi memiliki kesempatan untuk menjelaskan sikap Jerman, Amerika Serikat pun telah menolak untuk bernegosiasi.
Selain peristiwa panas tersebut, pada 21 Maret 1917 kapal tanker AS The Healdton, ditenggelamkan oleh kapal selam Jerman saat berada di “zona aman” yang dinyatakan secara khusus di perairan Belanda. Dua puluh awak Amerika Serikat tewas.
Wilson pun mengadakan pertemuan dengan kabinetnya. Pertemuan tersebut akhirnya menghasilkan suara bulat memutuskan untuk berperang. Pada tanggal 2 April 1917, Presiden Wilson meminta izin berperang. Hasilnya disetujui Senat pada 4 April dengan perolehan suara 82 berbanding 6. Dua hari kemudian, DPR Amerika Serikat memiliki perolehan suara 373 berbanding 50.
Masih menghindari aliansi, perang diumumkan melawan Pemerintah Jerman, bukan rakyatnya. Pada 6 April 1917, Amerika Serikat menyatakan perang dengan Jerman berdasarkan keputusan kongres. Amerika Serikat lalu menyusun rencana dan strategi, salah satunya yaitu Wilson mengirim Pasukan Ekspedisi Amerika (AEF) di bawah komando Jenderal John Pershing ke Front Barat.
The Selective Service Act, yang disusun oleh Brigadir Jenderal Hugh Johnson dengan cepat disahkan oleh Kongres. Tim ekspedisi ini menyatakan siap membantu Perancis yang dipimpin oleh Jendral Ferdinand Foch. Wilson juga mempertimbangkan rencananya untuk menginvasi Veracruz dan Tampico untuk memenangkan Tanah Genting ladang minyak Tehuantepec dan Tampico, untuk memastikan kegiatan produksi selama perang saudara. Tak dipungkiri, semenjak itu juga, pandangan-pandangan warga Amerika Serikat menjadi anti-Jerman dan anti-Meksiko. Sebagai balasannya, warga Meksiko pun menjadi anti-Amerika.
Pada akhirnya, Telegram Zimmermann membangkitkan opini publik AS terhadap Jerman sekali dan untuk selamanya. Telegram itu mungkin dianggap sebagai kudeta intelijen terbesar Inggris dalam Perang Dunia I. Inggris tampak seperti pemenang dalam bidang intelijen dalam mengungkapkan kode sandi selama Perang Dunia I. Ditambah dengan kemarahan Amerika Serikat atas dimulainya kembali perang kapal selam tak terbatas oleh Jerman, yang menjadi titik kritis untuk membujuk Amerika Serikat bergabung dalam perang.
Setelah pidatonya di depan Reichstag, Zimmermann masih menjabat sebagai Sekretaris Menteri Luar Negeri selama beberapa bulan ke depan. Pengiriman Telegram Zimmermann merupakan bencana diplomatik. Pada 6 Agustus 1917, Zimmermann mengundurkan diri karena sebagian besar tidak ada pekerjaan untuk dirinya lagi. Ia menyatakan pensiun dan jabatannya tersebut digantikan oleh Richard von Kühlmann, seorang diplomatik dan industrialis Jerman. Sedangkan si Pengirim Telegram, Arthur Zimmermann, menghembuskan nafas terakhirnya pada 6 Juni 1940 karena penyakit pneumonia.
Penulis: Syahnanda Annisa
Editor: Armarizki Khoirunnisa D.