Himmah Online, Kampus Terpadu – Pesona ta’aruf (PESTA) tahun 2023 berlangsung selama tiga hari sejak Kamis (10/8) hingga Sabtu (12/8) yang berlokasi di Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Rangkaian acara tersebut bertepatan dengan penutupan tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan yang dimulai dari Minggu (23/7) hingga Selasa (5/9).
Hal ini menimbulkan tumpukan sampah yang berada di sekitar lingkungan tempat diadakannya PESTA 2023.
Untuk menangani sampah yang dihasilkan dari acara tersebut, pihak kampus dan panitia PESTA 2023 mengupayakan agar sampah dapat tetap terkelola secara baik melalui kerja sama dengan petugas kebersihan.
Marcel Dewa Yunanio selaku Ketua Steering Committee mengungkapkan bahwa panitia memesan makanan sebanyak 5000 porsi per hari. sehingga sampah yang dihasilkan cukup banyak.
“Kalo porsinya itu sekitar 5000 berapa gitu lupa saya, ya, karena itu sebagai mitigasi kita untuk makanan basi juga kan,” ujar Marcel.
Karena jumlah sampah makanan yang dihasilkan cukup banyak, panitia mewajibkan maba-miba membawa tempat minum dan disediakan galon untuk isi ulang air minum, agar meminimalisir jumlah produksi sampah.
Selama acara berlangsung, sebagian sampah dikelola oleh petugas kebersihan kampus. Sampah itu dipilah, lalu dijual ke pengepul rongsok di daerah Degolan oleh Pujianto, salah seorang petugas kebersihan kampus.
“Diloakkan (red-dijual di pengepul sampah) untuk beli bakso atau beli apalah buat ganti capek” ungkap Pujianto.
Sebagian sampah lain diangkut dengan truk dan dibuang ke TPA lain, sebagai alternatif dari penutupan TPA Piyungan. Panitia bekerja sama dengan Sulis, selaku pihak atau perantara dari TPA Piyungan.
“Nah, untuk TPA Piyungan itu memang sudah diinfokan kepada kami, panitia, dan kita kerjasama sama Pak Sulïs. Dan itu untuk TPU-nya bukan ke Piyungan, lupa nama daerahnya,” ungkap Marcel.
Selain tiga cara tersebut, belum ada upaya lain dari panitia untuk mengurangi jumlah produksi sampah. Hal ini disebabkan jumlah mahasiswa baru yang mengikuti kegiatan sekitar 4500-an. “Jika kita memakai wadah yang bisa di re-use itu juga mahal, malah membengkak di RAB,” ujar Marcel.
Reporter: Himmah/Nurhayati, Magang Himmah/Naris Wari Diah Sekar Wulan, Widya Ananta
Editor: R. Aria Chandra Prakosa