Himmah Online, Yogyakarta – Aksi dengan tajuk “Rakyat Menggugat: Lawan Oligarki, Bangun Demokrasi yang Berkeadilan” digelar Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) di Tugu Yogyakarta, pada Kamis (21/04).
Aksi yang dimulai dengan long march dari Bundaran Universitas Gadjah Mada tersebut membawa empat belas tuntutan. Salah satunya agar pemerintah membatalkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). BBM jenis Pertamax mengalami kenaikan harga sejak 1 April 2022.
Menurut Laili, dampak kenaikan harga BBM dirasakan langsung oleh masyarakat, salah satunya pekerja ojek online. Hal tersebut lantaran tarif tetap sama padahal BBM tengah mengalami kenaikan.
“Untuk saat ini tarif ojek online masih sama, ini membuat para driver akan sangat merasakan dampak dari kenaikan harga BBM,” tutur Laili dari Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN) yang turut bergabung dengan massa aksi ARB.
Ia juga berpandangan, bahwa kelangkaan dan kenaikan harga BBM merupakan kegagalan pemerintah dalam menjalankan amanat Undang-Undang (UU).
“Bumi, air, dan kekayaan yang ada di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran negara. Akan tetapi, sekarang itu hanya menjadi omong kosong saja,” tutur Laili.
Senada dengan Laili, Haidar Albana berpendapat bahwa kenaikan harga BBM dan bahan pokok lainnya menjadi tanda bahwa Indonesia sedang mengalami masalah.
“Realitas Indonesia hari ini sedang tidak baik-baik saja. Ini dapat dilihat dari kenaikan PPN, kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng, serta kenaikan harga BBM,” jelas Haidar dari Keluarga Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan.
Humas ARB yang enggan menyebutkan namanya berpandangan, bahwa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, namun keselamatan masyarakat juga.
“Mungkin kita bisa melihat bagaimana segala kebijakan pemerintah memiliki berbagai dampak. Tidak hanya pada ekonomi tetapi dampak lainnya seperti orang meninggal itu juga harus dipikirkan,” ujar Humas ARB.
Hal tersebut merujuk terhadap kasus meninggalnya dua orang di Berau dan Samarinda setelah mengantre minyak goreng seperti tertuang dalam rilis pers ARB.
Menyikapi segala masalah yang ada, Humas ARB mengajak masyarakat untuk tidak menitipkan tuntutan, namun turut serta dalam aksi-aksi yang dilakukan. “Jika kamu memiliki masalah, maka ayo bersama-sama membangun gerakannya,” tegas Humas ARB.
Reporter: Kemal Al Kautsar Mabruri, Qothrunnada Anindya Perwitasari, Zalsa Satyo Putri Utomo
Editor: Pranoto