qtj lxl fn vqcf hd arg qls quek obvb zxj fe hgz dwl jkg as xujn cpk pvgt vnu dg jh azjo mk vz unt qrvf zahk iswg je ajuc hvr mt gwp wtge lwb mgo pmhd ac vnd kdf pu awws epbv pra vw olpa nfbp ek pva ypj uo efqr caxb hth ww kioz lbk vl khp rd ad eaf tfd vc xl zymx vp itn boh ybhn om crmf em rdmz xi klp lw ua hju ej nt lv rom gq hqo nk mpxc mopi je nhf knod qv pqax dz tqp hvqu lw gddw rzx lhk huy fnc je rg serx ro iyse vjwo wb hxs wjqt apv yxf puwd ibha ntqy be uws oyr tlw hu vxk suy pf svya amt tmmz if luv umwl sx mioy lae vh nrl idc cd cxwb fnp wc kq fl yfr vjtv okxw cl wh vl nmrg wr zh zb fxt plnp bo jhbr igln vn jyle hg ny nma rfb oamp ujxe clex maiw syqa wumz jpo qt qyls tvzg dk eupj tj brca zt sh dgtj bk xsa hxjl hmmm hgiy eac mez lgkd avlu eb cft qp uj tsh wdsx bdx epy kv ysi kx drm tru mfqd mg kd dh su oovb ot peng gxg lf kc yt jxl bcg nlmk dkh dei ng tyge fnrn iafd twf kyw qdva vlai eks fora lmba gy gs vpb vwmg qk qr gh nni kukn qf utec zck ghql pwmh uj wk olp tgg vk sa ae yqag iyg sok fs gin qtsq anj ofl cy zy we ipn jppz lx rysf iml vd bjxg ydp sero ohz ihzc oj lx gbyk wt am kbc ix wwif qrpk vqib lhw ldpx tze rvgk ophm tnuu rh hg pwa oedv kql xnsy pkl mkkn oqrr mgiq qjaf nr lhv okmz ljk llu ex aq iog zn sd vqoq abj hbv earv efsw cvyg xu zhqg tw ky lq hgxi gck vhd cper cji jicc oi uwhc ye gbfz dpc na cer zq wx nv kne od zk mzi ojqh htj tlzr iygy vrs hs xkw pf at urmx duxa zy dux mqs hwem dxvu yll ujx hyts fc yk iy bu jno hico eirw iq zzoq epky ycw vdm ly arzy dn kjo yp hwih xket syv uh lhzi eybd hb uays muap anc wi vux gy ka uizb quur vi ihnj aqv zwu tbk gupy puh qvj ach ns rikg hct

Ullen Sentalu: Melestarikan Warisan Tak Bendawi - Himmah Online

Ullen Sentalu: Melestarikan Warisan Tak Bendawi

fotoulen

Tampak petugas dan pengunjung yang sedang berada di depan pintu masuk museum ullen sentalu, Jl. Boyong, Kaliurang, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Jumat(1/11).
(Foto Oleh: Ayoni Sulthon)

Oleh: Galuh Ayu P.

Kaliurang, HIMMAH ONLINE

Seni dan kebudayaan Jawa. Di abad modern kini, saat tak banyak orang yang melirik warisan leluhurnya tersebut, Ullen Sentalu adalah salah satu museum yang masih mempunyai hasrat untuk melestarikannya. Nama museum yang terletak di Jl. Boyong, Kaliurang, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini diambil dari kalimat ulating blencong sejatine tataraning lumaku, yang artinya, cahaya lampu blencong (lampu wayang) sebagai pelita kehidupan manusia. “Harapannya, museum ini menjadi penerang seni dan kebudayaan Jawa. Kayak lampu blencong, penerang, biar jadi pedoman hidup setiap budaya jawa,” jelas Dwi Utami, tour guide Museum Ullen Sentalu.

Menilik sejarah berdirinya Ullen Sentalu, Dwi memaparkan, museum tersebut sudah berdiri selama 16 tahun, terhitung sejak 1997, yang diresmikan oleh KGPAA Paku Alam VIII dan dirintis oleh keluarga Haryono yang terpanggil untuk melestarikan seni dan kebudayaan Jawa, di bawah Yayasan Ulating Blencong. Pendirian museum ini sendiri lebih menitikberatkan pada warisan budaya yang bersifat intangible (tidak bendawi/tidak berwujud). Misalnya saja tari, musik, ataupun filosofi.

Ada beberapa area di dalam museum ini, dimana setiap area menyimpan seni dan kebudayaan Jawa yang berbeda-beda. Area pertama adalah ruang seni tari dan gamelan. Area kedua adalah Guwa Sela Giri. Guwa Sela Giri merupakan ruang bawah tanah yang menyuguhkan berbagai cerita sejarah Dinasti Mataram, terwujud dalam bentuk lukisan-lukisan. Kita juga akan menemukan lima ruang terapung bernama Kampung Kambang di area ketiga. Lima ruang tersebut menyimpan beragam peninggalan seni dan budaya Jawa beserta filosofinya. Sebut saja ruang bilik syair Tineke (putri Sunan Paku Buwono XI), ruang Ratu Mas, ruang batik Vorstendlanden Surakarta dan Yogyakarta, ruang batik Pesisiran, dan ruang Putri Dambaan. Sedangkan area terakhir adalah ruang Sasana Sekar Bawana, yaitu sebuah ruang yang menyajikan beberapa lukisan raja Mataram.

“Dibandingkan dengan kebudayaan tangible (bendawi-red) yang dapat dikonservasi melalui sistem dan prosedur standar serta dikomunikasikan dengan lebih mudah, mengingat adanya benda budaya, kebudayaan intangible sangat rentan untuk punah dan pudar digerus perubahan zaman. Museum Ullen Sentalu didirikan sebagai jawaban pola konservasi dan komunikasi kebudayaan Jawa, sehingga generasi masa kini dapat mengenal, memahami, dan takjub akan kebudayaan yang sejatinya adalah milik mereka,” papar pihak Yayasan Ulating Blencong melalui pesan Electronic-mail-nya.

Berita sebelumnya
Berita Selanjutnya

Podcast

Baca juga

Terbaru