Pawang Jathilan sedang berkomunikasi dengan roh yang merasuki salah satu penari Jathilan di Pagelaran Seni dan Kebudayaan Krido Budoyo Turonggo Mudho, Sabtu (22/06), di desa Randusari, Bimomartani. Foto: Himmah/Queena Chandra
Penampilan babak pertama dari para penari Jathilan di acara Pagelaran Seni dan Kebudayaan Krido Budoyo Turonggo Mudho, dengan membawakan kuda lumping dan kayu sebagai perumpamaan atribut perang, pada Sabtu (22/06), di desa Randusari, Bimomartani. Foto: Himmah/Putri
Salah satu penari Jathilan melakukan atraksi dengan mengunyah dupa pada Pagelaran Seni dan Kebudayaan Krido Budoyo Turonggo Mudho, pada Sabtu (22/06), di desa Randusari, Bimomartani. Foto: Himmah/Queena
Atraksi mengupas kulit buah kelapa dengan gigi yang dilakukan oleh salah satu penari Jathilan di Pagelaran Seni dan Kebudayaan Krido Budoyo Turonggo Mudho, pada Sabtu (22/06), di desa Randusari, Bimomartani. Foto: Magang Himmah/Beltsazar
Tampak dari depan pertunjukan babak kedua tarian Jathilan. Dipentaskan oleh lima penari laki-laki dengan aksesoris tarinya, pada Sabtu (22/06), di desa Randusari, Bimomartani. Foto: Himmah/Putri