Dalam Diam

Oleh: Ruhul Auliya

Diam,
Aku merunduk sepi di tengah gemericik hujan,
berdiri mematung diantara tawa ejekan roda-roda jalanan,
hanya terdiam,
membiarkan air mata menjelaskan.

Diam,…
dalam gemuruh hujan,
ku rangkai bait kata-kata yang patah,
beriramakan cinta, bersenandungkan harapan,
namun hilang di telan nyali yang kecut dan penakut.

Dalam diam,
kudengarkan rintik hujan
seolah bercerita tentang kepiluan,
asa yang terkoyak dan samar,
sesamar lagu hatiku.

Maka DIAMLAH…!!!!!
Dengarkan hatiku berkata!
Dengarkan tangisku mengiba!
meski sayup nyaris tak terdengar,
meski terbata, nyaris tak terangkai,
tapi cobalah untuk dengar dan fahamkan!
karena cukup jelas untuk kau rasakan.

Dalam diam,
kubiarkan rintik hujan menghantamku,
menyelimutiku dengan dinginnya udara,
menghilangkan jejak air mata yang membuatku merasa sangat cengeng,
karena aku tak ingin semua tau,
betapa rapuhnya aku.

Diam,
masih tetap diam,
kudengarkan hatiku berteriak,
antara memaksa dan putus asa,
entahlah…aku tak tau bagaimana,
yang jelas aku tak kuasa.

Diam,
ya….hanya diam,
tak mampu berkata apa,
hanya suara tangis yang mengiba,
menunggumu diatas nyanyian rindu sang hati.

 

Skip to content