Angin berdesir kencang menyalak sebuah mesin usang
Berdebu tebal tertutup asap kematian
Hilang semua memori, terkubur dalam pemberangusan api penguasa
Gelap, kelabu, hening, penuh luka
Aku mencoba menggariskan kembali kelabu itu
Aku mencoba menyalakan kembali mesin rusak yang terhenyak oleh peristiwa
Mencoba menjadi anomali dalam derap langkah komando para serdadu
Teka-teki bukan lagi teka-teki
Tuan dan nona sedang asyiknya bercengkrama
Investasi, jual beli, dan pemikiran tanpa apriori
Sedang si miskin tertindas akan luka
Nestapa, karena ayahnya tak kunjung pulang
Atau mungkin, lenyap dianggap lawan, hilang dianggap setan, disapu bak musuh
Lebih baik menimbang saham daripada HAM
Lebih baik tak acuh daripada terjebak ambivalensi
Lebih baik berceloteh tentang harta karun
Culas, rakus, kikir, lupa akan derita rakyatnya
Apa artinya revolusi, reformasi, demokrasi, kalau rakyat masih ditipu
Apa negaraku sudah pikun atau pura-pura pikun?
Luka rakyatnya bukan lagi luka penguasa
Mesinnya dingin, membeku, kotor, karena terlalu lama menjadi budak pembangunan
(Fahmi Ahmad B.)