“Obor Marsinah, nyalakan. Suara rakyat, nyaringkan.” Marsinah, Wiji Tukul, Tan Malaka dan masih banyak orang Indonesia hilang. Entah dibunuh atau disembuyikan, tidak ada yang tahu dimana mereka berada. Waktu tak pernah memberikan pasti. Maka keadilan harus terus diingatkan dan ditegakkan.
Komite Obor Marsinah melakukan konvoi untuk melawan lupa atas penindasan struktural oleh kekuasaan. Merintis perjalanan dari Jakarta sampai Surabaya. Mereka lantang menyuarakan tentang kepentingan bersama untuk terus mamajukan pergerakan rakyat dan hak atas negeri ini. Obor api adalah simbol konsistensi asa menyibak kegelapan ketidakadilan.
Raga Marsinah boleh saja membusuk. Tapi tidak untuk pemikiran dan semangat perlawanan yang akan terus menular kepada mereka senantiasa melawan otoritarianisme.
Untuk mengenag Marsinah
Untuk Marsinah