Oleh: Siti N. Qoyimah
Kampus Terpadu, HIMMAH ONLINE
Hari kedua Pesona Ta’aruf Universitas Islam Indonesia (PESTA UII) pada Kamis, 4 September 2014 diisi dengan serangkaian agenda. Dimulai dengan Materi Manajemen Aksi hingga Simulasi Aksi. Menurut Hanif Rabani selaku wali jamaah, aksi ini bertujuan agar mahasiswa memiliki sikap kritis. Apabila nantinya ada sesuatu hal yang harus dikritisi mereka bisa melakukan aksi.
Dalam penyampaian materi, Ahmad Jabbar yang merupakan demisioner Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Teknologi Industri menerangkan tentang planning aksi yang terdiri dari menentukan tema aksi, target aksi, skenario aksi, penyamaan frame masa aksi, pemberitahuan kepada pihak keamanan maupun media , dan terakhir koordinator lapangan tentang apa yang akan dilakukan dalam aksi seperti aksi mogok makan, blockade dan sebagainya. Selain itu juga menyampaikan perangkat aksi yeng terdiri dari koordinator, orator, agitator, negosiator, humas, logistik, tim kreatif, medis, security dan dokumenter.
Serangkaian agenda aksi tersebut dibagi menjadi 8 titik di seluruh area kampus terpadu UII yaitu di selatan perpustakaan pusat, timur, utara, dan selatan Kahar Muzakkir, depan kantor Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM), depan panggung PESTA, lapangan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB), dan depan Rusunawa Putri. Mahasiswa membawa sendiri kertas karton yang ditulisi dengan tuntutan aksi. Kemudian dipilih dari maba-miba sebagai koordinator, orator, dan agitator. Dalam simulasi aksi ini, terbagi menjadi beberapa tema, salah satunya yaitu terkait kekurangan PESTA dan pengecaman terhadap Israel. Bertempat di selatan Auditorium Kahar Muzakkir yang merupakan jamaah 58 sampai 70 menyuarakan aksi mengecam Israel dan menuntut membebaskan Palestina karena dinilai penyerangan Israel ke Palestina merupakan pelanggaran HAM. Sedangkan jamaah 27 sampai 36 berada di depan kantor Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM). Mereka menuntut keadilan panitia PESTA lantaran terdapat beberapa , yakni ada sebagian mahasiswa yang mendapat tempat yang panas, ada yang tidak dapat makanan, ada sebagian makanan yang busuk. Selain itu mereka juga menulis surat kepada panitia yang kemudian beberapa panitia mengenai tuntutan-tuntutan tersebut.