Himmah Online, Kampus Terpadu – Kuliah perdana mahasiswa baru Universitas Islam Indonesia (UII) yang bertempat di Audotorium Abdul Kahar Muzakir UII berlangsung pada hari Kamis 11 Agustus 2016. Dalam rangkaian kuliah perdana ini terdapat kuliah umum yang disampaikan oleh Anies Baswedan dengan tema ”Menjadi Pembelajar Sejati dan (Calon) Pemimpin Bernurani”.
Anies Baswedan selaku pembicara dalam kuliah umum tersebut menjelakan bahwa anak muda memang diajak berfikir kedepan untuk membayangkan masa depan. Anies menjelasakan bahwa kita saat ini memasuki fase ke empat revolusi industri. Pada fase pertama revolusi industri, tenaga air dan tenaga uap ditemukan. Sedangkan fase kedua, muncul ketika tenaga listrik digunakan untuk memproduksi masal, dan fase ketiga yaitu fase dimana teknologi informatika dan elektronika dipakai untuk otomatisasi.
Terdapat tiga pilar utama untuk menjadi pembelajar sejati. Pilar pertama adalah karakter, Terdapat dua jenis karakter yaitu karakter moral dan karakter kinerja. Pilar kedua adalah literasi, literasi ini bukan literasi baca dalam artian melek huruf. Literasi dasar adalah literasi baca yang memiliki minat baca dan daya baca. “Sebenarnya kita tidak sedang membaca, tetapi sedang melakukan scanning, karena kita membaca tidak melakukan pendalaman dan penyerapan, dan yang dibutuhkan itu daya baca bukan hanya minat baca,” jelas Anies. Pilar ketiga adalah kompeten yang terangkum dalam 4C yaitu creativity, critical thinking, communication, dan collaboration. Orang yang memiliki kemampuan berfikir kritis pasti juga memiliki pengetahuan yang luas, dan akan muncul ide-ide ekstrim.
Terkait kepemimpinan, Anies menjelaskan bahwa orang yang bertanggung jawab, cerdas, dan berani berbeda belum tentu disebut sebagai pemimpin. Pemimpin adalah orang yang diikuti, berbeda dengan orang yang memegang otoritas. Pemimpin diantara mahasiswa adalah orang yang diakui kepemimpinannya, dan belum tentu dia memiliki posisi di kampusnya.
Setelah Anis memaparkan materinya, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Beberapa mahasiswa memberikan pertanyaan, seperti Yuninda Rosadi mahasiswa baru Fakultas Hukum (FH) yang menanyakan terkait cara memotivasi diri dalam memimpin diri sendiri sebelum mengajak orang banyak untuk menjadi pengikutnya. Anies Baswedan menjelaskan bahwa jika datang dalam sebuah seminar, setidaknya sudah membawa pertanyaan. Saat seminar berlangsung, tidak hanya mencatat apa yang pembicara sampaikan tetapi tulis pertanyaan dari apa yang disampaikan oleh pembicara. Selain itu, Anies memberikan jawaban lain terkait cara memotivasi diri, yaitu dengan memperkenalkan diri dengan nama yang mudah diingat, dan memberi kartu nama untuk membangun jaringan. “Untuk memimpin diri sendiri, self disiplin itu kuncinya. Jadi jika anda mampu mendisiplinkan diri sendiri maka urusan lain juga bisa terselesaikan,” tambah Anies.
Kemudian, Ahmad Sidiq mahasiswa baru Fakultas Teknologi Industri (FTI) menanyakan terkait visi dan misi dari Anies. Anies menjawab bahwa kita ini adalah makhluk yang memiliki tugas untuk beribadah. “Saya menerjemahkan bagian dari beribadah itu adalah pekerjaan,” jawab Anies. Anies menambahkan bahwa pekerjaan yang dia kerjakan menggunakan tiga kriteria, yaitu memungkinkan untuk tumbuh intelektual, mencukupi kebutuhan keluarga, dan memiliki peran di lingkungan sosial.
Pertanyaan terakhir dari Amelia Sari mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK). Amelia menganggap bahwa banyak mahasiswa berfikiran kuliah di kedokteran ujung-ujungnya akan menjadi dokter. “Lantas, bagaimana prinsip leadership ini nanti bisa berguna bagi kami, sehingga kami mampu memberikan yang lebih kepada bangsa tidak hanya sebagai dokter?” tanya Amelia.
Anies mengatakan bahwa mahasiswa kedokteran angkatan pertama disarankan untuk membaca buku dokter jawa. Selain itu, mahasiswa kedokteran disarankan juga untuk mengunjungi beberapa rumah sakit yang menggunakan nama dokter. Dokter yang namanya digunakan sebagai nama rumah sakit tersebut tidak hanya menjadi dokter, tapi juga menjadi pejuang. Mereka adalah pejuang yang memikirkan rakyatnya, yang tidak melihat profesi hanya untuk transaksi konvensional. “Jadilah dokter yang bermanfaat, tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga di desa. Jadilah dokter di tempat yang orang lain tidak ingin menjadi dokter,” ucap Anies.