Tapak Tilas Sudut Kota Yogyakarta Tahun 2003

Reporter himmahonline.id memotret ulang beberapa sudut Kota Yogyakarta yang diambil dari Arsip Foto LPM HIMMAH UII tahun 2003. Selain untuk menilik perbedaan kondisi di beberapa sudut tersebut, naskah ini sekaligus sebagai wadah penerbitan arsip foto milik LPM HIMMAH UII.

Himmah Online, Yogyakarta — Sebagai mahasiswa tingkat akhir yang masih aktif menjadi staf Penelitian dan Pustaka (Pelita) di LPM HIMMAH UII, membuka arsip foto lawas sudah menjadi rutinitas untuk mengisi waktu luang. 

Melihat beberapa foto lanskap Kota Yogyakarta yang berlatar tahun 2003, jiwa tukang arsip ini tertarik untuk melihat perubahan Kota Yogyakarta sambil memotret ulang dari sudut yang sama.

Gedung Yayasan Badan Wakaf (YBW) UII menjadi tempat pengambilan foto pertama. Ya, gedung ini merupakan “markas” LPM HIMMAH UII.

Selain menjadi kantor YBW UII, sekarang gedung ini juga menjadi tempat berkuliah mahasiswa Program Pendidikan Pascasarjana Fakultas Hukum UII, kantor Bank Syariah, sekretariat DPM UII, MAPALA UNISI, dan tentunya LPM HIMMAH UII. 

Perubahan signifikan dapat terlihat pada pepohonan dan kabel listrik yang ikut meramaikan Jalan Cik Di Tiro. Sementara gedung utama YBW UII tampak tidak banyak perubahan.

Badan wakaf 2 Badan Wakaf 1

Selepas memotret gedung YBW UII, perjalanan dimulai dengan melewati Jalan Kahar Muzakir menuju Jalan C. Simanjuntak untuk mengunjungi sudut berikutnya.

Setelah sampai pertigaan Jalan C. Simanjuntak, belok ke arah timur, tidak jauh akan terlihat gerai Pizza Hut, perusahaan waralaba piza ternama di dunia yang memiliki 564 gerai di Indonesia per Mei 2022. Bangunan utama, bangunan di sekitarnya, ruas jalan, pepohonan, semuanya hampir berubah total dalam kurun waktu 19 tahun.

Pizza Pizza

Berikutnya menyusuri arah selatan Jalan Hayam Wuruk dan belok ke Jalan Mas Suharto Jambu. 

Sampai di ujung Jalan Mas Suharto Jambu, kita akan menemui Jembatan Jambu. Di bawah jembatan tersebut mengalir sungai yang pernah menjadi aliran lahar dingin Gunung Merapi pada tahun 2010 dan 2011 lalu, yaitu Kali Code. Kali Code memiliki panjang 41 kilometer yang melewati Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul.

Kondisi di sekitar Kali Code sekarang tampak lebih rimbun dengan tanaman liar dan juga sampah yang hanyut mengikuti aliran sungai.

Code Code

Melanjutkan perjalanan ke Jalan Mataram dan mengikuti arus ke arah barat menuju Jalan Pasar Kembang, kita akan tiba di pintu selatan Stasiun Yogyakarta, tempat kedatangan bagi para turis yang akan melancong ke Yogyakarta dengan moda transportasi kereta api.

Stasiun Yogyakarta atau Stasiun Tugu mulai beroperasi pada 12 Mei 1887 sebagai pemberhentian pengiriman hasil bumi antara Yogyakarta, Solo, dan Semarang. Namun, pada tahun 1905 beralih fungsi untuk mengangkut penumpang.

Sekarang rel kereta api di Stasiun Yogyakarta terlihat lebih rapi jika dibandingkan dengan kondisinya pada tahun 2003. Beberapa bangunan di sekitarnya pun tampak tidak banyak berubah.

Tugu Tugu

Jalan kaki sedikit ke arah selatan, turis dapat langsung tiba di Kawasan Malioboro. Kawasan sepanjang dua kilometer yang terdiri dari Jalan Ahmad Yani dan Jalan Malioboro ini merupakan sumbu imajiner selatan hingga utara Kota Yogyakarta.

Dulu, Malioboro terkenal sebagai jalan yang dipenuhi pedagang dan angkringannya. Sekarang wajah baru Malioboro tampak lebih lenggang dengan pelebaran bahu jalan dan relokasi pedagang kaki lima ke Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro 2.

Malioboro Malioboro

Tidak jauh memasuki kawasan Malioboro, turis dapat mampir ke Gedung Perpustakaan Nasional Provinsi yang sekarang berganti nama menjadi Jogja Library Center. 

Fungsi awalnya sebagai toko buku dan penerbitan pada masa Hindia Belanda, lalu menjadi kantor berita Domei pada masa pendudukan Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia, bangunan ini menjadi Gedung Perpustakaan Nasional Provinsi.

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menetapkan gedung ini sebagai cagar budaya pada tahun 2007. Sampai sekarang pengunjung masih dapat masuk untuk melihat koleksi buku, koran, dan arsip-arsip lama.

Perpus Perpus

Setelah berkeliling Kota Yogyakarta untuk memotret ulang beberapa sudutnya, waktunya pulang ke sekretariat LPM HIMMAH UII melewati jembatan layang Janti. Jembatan layang ini dibangun pada tahun 1999.

Ruas jalan sebelah kanan pada tahun 2003 tampak difungsikan sebagai turunan menuju kota, sementara saat ini ruas tersebut digunakan untuk naik ke jembatan layang Janti.

Janti 2003 Janti 2022

Jika langit sedang tidak berawan, kemegahan Gunung Merapi dapat terlihat saat menaiki jembatan layang yang memiliki panjang 1.250 meter ini. 

Foto Lama: Arsip LPM HIMMAH UII

Reporter: Himmah/Muhammad Prasetyo

Editor: Nadya Auriga D.

Skip to content