51 tahun yang lalu, gerakan memperingati Hari Bumi lahir di Amerika. Hal ini merupakan respon atas kondisi lingkungan Amerika yang kian mengkhawatirkan oleh industri yang mengeluarkan asap dan lumpur, penggunaan pestisida berlebih untuk pertanian, serta masyarakat yang dijejali gas bertimbal oleh kendaraan mobil.
Peringatan Hari Bumi digagas oleh Senator Gaylord Nelson, seorang senator junior kelahiran 4 Juni 1916 dari Wisconsin. Terpilih menjadi Senat Amerika Serikat pada tahun 1962, Nelson bertekad untuk meyakinkan pemerintah federal bahwa planet yang manusia huni saat ini—terutama Amerika—dalam keadaan bahaya.
Pada mulanya, masyarakat Amerika tidak menaruh perhatian yang lebih terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Dunia saat itu sedang menikmati masa kebebasan dan kemajuan ekonomi seusai Perang Dunia II.
Amerika sendiri sedang merayakan perkembangan kapitalisme, akibatnya pertanian dan industri digenjot untuk dapat mewujudkan hasrat Amerika menjadi negara adidaya. Namun, pada awal 1960 orang Amerika mulai sadar akan efek polusi terhadap lingkungan.
Kesadaran tersebut semakin meningkat setelah Rachel Carson, perempuan yang menggeluti ilmu biologi kelautan, menerbitkan buku berjudul “Silent Spring” pada tahun 1962.
Buku yang salah satunya berisi tentang hasil penelitian terkait dampak dari obat kimia berlebih untuk pertanian, perikanan, dan peternakan terhadap lingkungan tersebut terjual lebih dari 500.000 eksemplar di 24 negara.
Dengan itu, “Silent Spring” mampu meningkatkan serta menyebarluaskan kesadaran masyarakat Amerika terhadap organisme hidup, lingkungan, dan hubungan yang tak terpisahkan antara polusi dan kesehatan manusia.
Nelson sendiri telah lama mengkhawatirkan lingkungan yang memburuk di Amerika. Seperti dikutip dari History, sejak 1963, Nelson menemani Presiden John. F Kennedy dalam tur pidato keliling Amerika untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah lingkungan.
Pada Januari 1969, Nelson dan banyak orang lainnya menyaksikan kerusakan akibat tumpahan minyak besar-besaran di Santa Barbara, California.
Selain itu, limbah kimia yang dilepaskan ke Sungai Cuyahoga Cleveland, Ohio, menyebabkan kebakaran. Peristiwa tersebut menjadi simbol bagaimana polusi industri merusak sumber daya alam Amerika.
Nelson yang dianggap sebagai salah satu pemimpin gerakan lingkungan modern, mencetuskan ide Hari Bumi setelah terinspirasi oleh pengajaran anti-Perang Vietnam yang berlangsung di kampus-kampus Amerika.
Dengan meningkatkan kesadaran publik tentang polusi, Nelson berharap penyebab kerusakan lingkungan dapat menjadi sorotan nasional.
Ia membayangkan, demonstrasi lingkungan akar rumput bisa terjadi dengan berskala besar. Hal itu bertujuan untuk mengguncang kemapanan politik dan memaksakan masalah lingkungan ke dalam agenda nasional.
Nelson mengumumkan gagasan untuk mengajar tentang lingkungan di kampus-kampus kepada media nasional, dan membujuk Pete McCloskey, seorang Anggota Kongres Partai Republik yang berpikiran konservasi untuk menjadi wakil ketua dari rencananya tersebut.
Kemudian Nelson dan Pete merekrut Denis Hayes, seorang aktivis muda yang kebetulan mantan presiden mahasiswa di Universitas Stanford untuk mengatur pengajaran di kampus-kampus Amerika.
Mereka memilih 22 April sebagai Hari Bumi dikarenakan saat itu merupakan hari kerja antara libur musim semi dan ujian akhir sehingga dapat memaksimalkan partisipasi kalangan pelajar.
Hayes kemudian membangun 85 staf nasional untuk mempromosikan acara peringatan Hari Bumi di seluruh Amerika. Upaya tersebut segera diperluas untuk mencakup berbagai organisasi, komunitas, kelompok agama, dan lain sebagainya.
Hasilnya, Hari Bumi pertama mampu menginspirasi 20 juta orang Amerika yang saat itu merupakan 10% dari total populasi untuk turun ke jalan, taman, dan auditorium untuk mendemonstrasikan kondisi lingkungan Amerika.
Kelompok-kelompok yang sebelumnya telah berjuang secara individu untuk melawan tumpahan minyak, pabrik dan pembangkit listrik yang mencemari lingkungan, pembuangan racun, pestisida, hilangnya hutan belantara dan kepunahan satwa liar bersatu pada peringatan Hari Bumi tahun 1970.
Ribuan perguruan tinggi dan universitas mengorganisir protes terhadap kerusakan lingkungan serta demonstrasi besar-besaran dari pantai ke pantai di kota besar, kota kecil, serta komunitas.
Pada akhirnya, Hari Bumi 1970 mencapai keselarasan politik yang langka. Meminta dukungan dari Partai Republik dan Partai Demokrat, kaya dan miskin, penduduk kota dan petani, hingga pemimpin bisnis dan buruh.
Secara perlahan buah dari Hari Bumi pertama mulai tumbuh. Mereka berhasil mendesak pembentukan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat dan disahkannya undang-undang lingkungan yang sejenis pada Desember 1970, seperti Undang-Undang Pendidikan Lingkungan Nasional, Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Undang-Undang Udara Bersih.
Pada tahun 1972, Kongres mengesahkan Undang-Undang Air Bersih, dengan tujuan membatasi polutan di sungai dan danau.
Setahun setelah itu, Kongres mengesahkan Undang-Undang Spesies Terancam Punah, Undang-Undang Insektisida, Fungisida, dan Rodentisida Federal. Undang-undang ini berhasil melindungi jutaan masyarakat dari penyakit dan kematian, serta melindungi ratusan spesies dari kepunahan.
Peringatan Hari Bumi kemudian menjadi besar dan mendunia pada tahun 1990. Berdasarkan catatan Earth Day Network (EDN), pada tahun tersebut sebanyak 200 juta orang dari 141 negara turut berpartisipasi dalam peringatan Hari Bumi.
Pada peringatan Hari Bumi 2021, EDN yang merupakan organisasi nirlaba yang mengoordinasi gerakan Hari Bumi, mengangkat tema “Restore Our Earth”. Oleh EDN peringatan Hari Bumi 2021 digelar selama 3 hari, yakni dari tanggal 20 hingga 22 April 2021.
Editor: M. Rizqy Rosi M.