Himmah Online, Yogyakarta–Aliansi Jogja Melawan (AJM) yang terdiri dari organisasi ekstra mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) dan lembaga-lembaga eksternal lain di Yogyakarta melakukan seruan aksi “Anti Rezim Tiga Periode dan Lawan Oligarki.” Aksi ini digelar pada Sabtu (16/04) di Titik 0 KM Yogyakarta.
AJM menyampaikan bahwa aksi kali ini terdapat 17 tuntutan yang dilayangkan, dengan tuntutan utama di antaranya: Menuntut pemerintah untuk turunkan harga bahan bakar dan kebutuhan bahan pokok, menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode, serta penundaan pemilu tahun 2024.
Sultan Salahudin sebagai perwakilan aliansi UII melawan, menyampaikan bahwa AJM selain dari UII juga turut hadir dari SMI (Serikat Mahasiswa Indonesia) Yogyakarta, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jogja, HMI Sleman, dan komponen organisasi lain.
Selain itu, Sultan memaparkan bahwa aksi kali ini tidak hanya sebagai gerakan seremonial, melainkan gerakan mahasiswa dan masyarakat yang turut bergabung, yang diharapkan dapat menciptakan tekanan pada pemerintah.
“Intinya ini bukan suatu gerakan seremonial saja, tapi gerakan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam aliansi ini, untuk dapat menciptakan suatu tekanan terhadap pemerintah,” jelas Sultan.
Nandi salah satu anggota HMI Sleman, menyampaikan bahwa pemerintahan Jokowi Ma’ruf dirasa tidak berpihak pada rakyat, dan justru mencederai konstitusi dan masyarakat.
“Kebijakan pemerintah ini tidak berpihak pada rakyat, contohnya Omnibus Law. Apalagi wacana perpanjangan masa jabatan presiden, mencederai konstitusi dan masyarakat itu. Maka dari itu pemerintah harus mendapat kritik dan tekanan, disinilah kami mahasiswa bergerak dengan gerakan intelektualnya,” ujar Nandi.
Perwakilan SMI juga menyampaikan pemerintahan di era Jokowi-Ma’ruf, dinilai tidak bisa menjamin kesejahteraan rakyat dengan dilihat kebutuhan bahan pokok yang naik.
“Pemerintah terbukti tidak bisa menjamin kesejahteraan rakyat, harga kebutuhan pokok naik, bahan bakar naik, demokrasi dibungkam, tanah rakyat banyak yang direbut paksa,” ungkap perwakilan SMI Yogyakarta dalam orasinya.
Fiqri sebagai koordinator umum aksi, mengatakan bahwa akan ada aksi lanjutan yang lebih masif, selama tuntutan mahasiswa belum mendapat tanggapan dan tindakan dari pemerintah.
“Kita tentu nanti akan terus menyuarakan suara kami. Mungkin nanti kami berkoordinasi dengan organisasi lain untuk aksi yang lebih besar,” pungkas Fiqri.
Reporter: Nawang Wulan, Ista Setia Pangestu, Pranoto
Editor: Zumrotul Ina Ulfiati