Busyro: Berorganisasi Latihan Memimpin

“Memimpin itu hal yang mempengaruhi orang lain. Sebelum mempengaruhi, kita punya modal, modal itu berorganisasi.”

Himmah Online, Kampus Terpadu – Hari kedua kegiatan Pesona Ta’aruf Universitas Islam Indonesia (Pesta UII) diisi dengan berbagai rangkaian acara, salah satunya adalah Stadium Generale yang diikuti oleh seluruh mahasiswa/i baru di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir pada Rabu 15 Agustus 2018. Stadium Generale tersebut diisi oleh Busyro Muqoddas sebagai pemateri dengan tema “Menyemai Pemimpin Milenial Progresif Bermoral Profetik.”

Busyro di awal pidoatonya menceritakan bagaimana para alumni UII berkiprah dikancah panggung nasional, seperti Artidjo Alkotsar yang merupakan mantan Ketua Mahkamah Agung, Mahfud MD yang merupakan mantan Ketua Mahkamah Konstituso, serta Suparman Marzuki yang dulu menjabat sebagai Ketua Komisi Yudisial. Menurut Busyro itu semua tidak lepas dari visi misi UII yaitu mendidik dengan sungguh-sungguh mahasiswanya menjadi pemimpin yang beriolmu amaliyah dan beramal ilmiah.

Menurut Busyro, mahasiswa adalah kelompok pemburu ilmu dan kemanusiaan. “Pemburu itu akan berusaha sekeras-kerasnya untuk mencapai yang diburu kalau yang diburu itu ilmu dan kemanusiaan,” ucap Busyro. Jika ingin berusaha untuk memanusiakan manusia namun tidak memiliki ilmu maka hal tersebut, menurut Busyro, merupakan sesuatau yang mustahil dan tidak bisa sukses memimpin negara, bangsa dan umat.

Sebagai mahasiswa yang memiliki konsep pemburu ilmu dan kemanusiaan, hal yang paling sederhana untuk dilakukan menurutnya adalah menerapkan filsafat salah satu surat dalam Alquran, yaitu surat Al-Ashr. Busyro memaparkan makna dari surat tersebut. Pertama, menggunakan waktu untuk membina diri dengan iman dan melaksanakan ibadah lain yaitu belajar, tidak hanya sampai jenjang Strata 1 tapi sampai jenjang doktor. Kedua, melaksanakan amal saleh untuk kemanusiaan sesuai dengan perintah-perintah Islam. “Kalau filsafat Al-Ashr ini dipahami dan diamalkan, tidak mungkin anda tidak sukses, tapi insyaallah sangat sukses,” ujarnya.

Busyro juga mengatakan bahwa mahasiswa harus peduli dengan masyarakat, melihat tetangga yang jauh maupun dekat bagaimana kondisi perekonomiannya, kecerdesannya dan sebagainya. Hal tersebut dikatakan ketika ia ditanyai terakit bagaimana memupuk kesadaran mahasiswa yang hanya berdiam diri di kos atau asrama. Selain itu ia menambahkan bahwa kosan atau asrama hanya tempat untuk berkontenpasi, bermenung, berimajinasi, dan beristirahat setalah sehari penuh melakukan aktvitas ilmiah di kampus. “Jangan berpikir menajdi pemimpin kalau tidak ramah dengan tetangga. Dan doa tetangga itu luar biasa, mereka menjadi sumber pelajaran kehidupan,” jelasnya.

Bagi Busyro, berorganisasi merupakan basic need yang tidak hanya diperlukan oleh semua orang bahkan negara. Bangsa yang besar pun pasti memerlukan manusia lainnya karena manusia merupakan makhluk sosial. Organisasi mempunyai tugas untuk melakukan ajakan kebaikan, menegakkan kebenaran, kejujuran dan kemanusiaan serta mempunyai misi untuk mencegah kemaksiatan politik. Ia juga mengatakan orang yang berorganisasi merupakan orang-orang yang nanti akan berjuang.

Busyro kemudian memaparkan pengalaman organisasi sejumlah besar alumni UII. Busyro aktif dalam Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dan menjadi ketua di salah satu komisi, Mahfud MD yang aktif di majalah Himmah, serta Supraman Marzuki yang dulu menjabat sebagai ketua senat. Ia menerangkan bahwa dalam sejarah, mahasiswa yang rajin dan aktif berorganisasi akan berhasil memimpin diberbagai sektor kepemimpinan. “Termasuk memimpin di sektor penggiat-penggiat sosial itu karena berorganisasi,” pungkasnya.

Reporter: Niken Caesanda Rizqi, Fitri Asih Hastuti, Hana Maulina Salsabila, Yuniar Nurfitriya

Editor: Hana Maulina Salsabila

Skip to content