International Women’s Day: Sahkan RUU PKS Hingga Harapan Wadon Wadas

Himmah Online – Gabungan beberapa aliansi solidaritas maupun lembaga kampus menggelar aksi dengan tema “Bersama Perempuan Melawan Diskriminasi, Kapitalisme, dan Kekerasan Seksual,” dalam rangka memperingati International Women’s Day pada Selasa (08/03), di sekitar Tugu Yogyakarta.

Pada aksi kali ini, massa aksi menuntut 42 hal. Di antaranya adalah mendesak pemerintah agar Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) disahkan sehingga mewujudkan ruang aman bagi perempuan dan penghentian perampasan tanah di Wadas.

Kecacatan RUU TPKS 

“Seperti yang kita ketahui bahwa banyak sekali poin-poin dalam RUU PKS yang dipangkas dalam TPKS maka kami menolak menerima Rancangan Undang-Undang TPKS dari DPR dan tetap mendukung RUU PKS,” ujar Laili yang mengungkap bahwa RUU PKS tak kunjung disahkan.

Laili, selaku koordinator aksi menambahkan jika di dalam RUU TPKS (Tindak Pidana Kekerasan Seksual) banyak poin-poin yang seharusnya ada, tetapi dihilangkan.

“RUU TPKS yang hanya memuat empat bentuk kekerasan seksual dan dihapuskan pemaksaan perkawinan, pemaksaan pelacuran, pemaksaan aborsi itu dihapuskan.”

RUU PKS sendiri meliputi sembilan jenis kekerasan, yaitu pelecehan seksual, pemaksaan perkawinan, pemaksaan kontrasepsi, pemaksaan aborsi, perkosaan, eksploitasi seksual, pemaksaan pelacuran, perbudakan seksual, dan penyiksaan seksual.

Lebih lanjut lagi, Indah selaku salah satu massa aksi menuturkan bahwa kasus-kasus pelecehan seksual ini lambat laun semakin bertambah.

“Sebenarnya pelecehan seksual ini sudah dari dulu, tapi sekarang semakin menambah,”  jelas Indah.

Keikutsertaan Wadon Wadas

Wadon Wadas juga turut bergabung dengan massa aksi International Women’s Day untuk menyampaikan tuntutannya. 

“Kita ke sini sama teman-teman ada hari peringatan International Women’s Day. Kita minta suruh cabut IPL (red-Izin Penetapan Lokasi) terus bebaskan tanah Wadas, gitu. Saya ke sini tidak mau minta apa-apa, saya minta cuma itu doang,” ujar Ngatinah, salah satu Wadon Wadas pada aksi.

Wadon Wadas berharap dukungan masyarakat dalam situasi ini untuk sama-sama memperjuangkan hak-hak orang Wadas.

“Tolonglah cabutlah IPL, bebaskan tanah Wadas. Dengan ikut aksi di sini, yang asalnya dari mana-mana, kita berjuang bersama-sama minta bantuan dukungan sama orang-orang lain.” tutup Ngatinah.

Reporter: Fathoni Abdul Mukti, Ika Rahmanita, Pranoto, Yola Amelia

Editor: Nadia Tisha Nathania Putri

Skip to content