Imbas dari Molornya Sidang Umum

Belum adanya titik terang dalam menentukan ketua DPM U pada Sidang Umum Universitas berimbas pada agenda KM lain, seperti Sidang Umum Fakultas, Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tingkat Universitas, serta tingkat Fakultas

Himmah Online, Kampus Terpadu – Sidang Umum Keluarga Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (SU KM UII) ke XXXVII yang dijadwalkan dari Senin, 23 Mei 2016 sampai Senin, 6 Juni 2016 belum usai sampai saat ini. Pada sidang tertinggi KM UII tersebut telah dibahas Peraturan Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (PDKM UII), Garis-Garis Besar Haluan Keluarga Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (GBHKM), Tata Tertib Dewan Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (DPM U).

Sedangkan pemilihan perangkat pimpinan DPM U yang dilakukan secara tertutup masih berlanjut sekarang. Setelahnya masih akan dilaksanakan sidang pleno terbuka untuk pembahasan Pedoman Administrasi dan Protokoler KM UII dan Distribusi, Alokasi, Mekanisme Pengambilan dan Pertanggungjawaban Dana atau Anggaran Kerja KM UII yang masih termasuk dalam rangkaian SU KM UII.

Molornya dari jadwal yang ditentukan oleh panitia SU berdampak terhadap persiapan pelaksanaan Sidang Umum Fakultas (SU F), Pesona Taaruf (Pesta) 2016 atau Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tingkat Universitas, serta tingkat Fakultas. Presidium Sidang dengan kesepakatan anggota DPM definitif mengantisipasi keterlambatan tersebut dengan membuat surat edaran untuk pelaksaan SU F dengan syarat, yaitu melakukan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) LEM terlebih dahulu untuk menyelesaikan semua masalah anggaran dan sudah terbentuk tim Badan Pengawas (BP).

Adapun fakultas yang sudah memulai Sidang Umum yaitu Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Fakultas Teknologi Industri (FTI) dan Fakultas Kedokteran (FK). Sementara Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI), Fakultas Psikologi, Sosial dan Budaya (FPSB) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) belum memulai. Meski beberapa fakultas telah memulai sidang umum, pembahasannya terbatas dan harus dipending karena ada beberapa pembahasan yang harus mengikuti hasil ketetapan SU KM UII.

Menanggulangi kemoloran SU, DPM terpilih membentuk tim kerja untuk pelaksanaan Pesta 2016 sebagai penanggung jawab. Tim kerja ini diketuai oleh Fero Juliando Saputra, DPM U terpilih FMIPA dan terdapat empat anggota lain seperti Ronaldo Fajriansyah, DPM U terpilih FTSP yang mengurus Komisi A bidang satu yaitu terkait konsep, Irham Fahrezi, DPM U terpilih FIAI dan Muhammad Petra, DPM U terpilih FE di bidang dua yang mengurus Komisi B bagian regulasi, dan Hisyam Munir di bidang tiga yang mengurus Komisi C bagian keuangan.

Radian Zakir selaku ketua SC Pesta berpendapat bahwa SU yang sampai saat ini belum selesai menjadi kendala dalam persiapan pesta salah satunya adalah masalah dana. Pembentukan panitia yang dimulai tanggal 21 Juli 206 kemudian dilanjut verifikasi tanggal 25 Juli 2016 merupakan waktu yang cukup cepat sehingga tidak bisa mendapatkan sponsor. “Tahun ini kita tidak menggunakan sponsor, dana yang kita gunakan murni dari DPM dan rektorat,” ujar Radian.

Selain masalah dana, menurut Radian komunikasi yang tidak intens dengan tim kerja dikarenakan banyak tim kerja yang Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga menjadi kendala dalam persiapan pesta. Struktur DPM yang belum terbentuk juga membuat panitia bingung karena tidak ada yang membimbing. “Menurut saya DPM sangat berperan dalam segi pembimbing dan memberi solusi untuk panitia,” tambah Radian.

Indra Putra Nugraha selaku Presidium SU mengatakan, “Kami mentargetkan tanggal 12 Agustus 2016 sudah terbentuk ketua LEM U dan DPM U. Namun, jika sampai tanggal tersebut belum terbentuk maka saat pesta nanti presidium sidang yang akan memimpin KM dengan sebutan presidium KM.”

Indra mengungkapkan bahwa alasan SU belum selesai salah satunya dikarenakan jumlah peserta sidang yang tidak quorum. “Sekitar empat hari terbuang karena masalah quorum.” Belum tercapainya titik terang dalam musyawarah menentukan ketua DPM pun jadi penyebab. Beberapa indikator sudah muncul tapi belum bisa mengakomodir untuk menjadi ketua DPM. “Saat itu juga terdapat deadlock sehingga kami mengadakan lobi. Lobi adalah salah satu bentuk musyawarah lain yang lebih efektif untuk kondisi yang mendesak seperti saat ini,” Tambahnya.

Skip to content