Lembaga: Dari, Oleh, dan Untuk Mahasiswa

Optimalisasi peran lembaga menjadi sorotan tersendiri bagi caleg saat kampanye mimbar

Rifky Adhi Prasojo selaku caleg FTSP mengkampanyekan dirinya pada kampanye terbuka FTSP (14/5). Ia berjanji akan mengoptimalisasikan peran dan fungsi lembaga FTSP menjadi lebih dinamis dan sinergis. (Foto oleh: Nafiul Mualimin)

Rifky Adhi Prasojo selaku caleg FTSP mengkampanyekan dirinya pada kampanye terbuka FTSP (14/5). Ia berjanji akan mengoptimalisasikan peran dan fungsi lembaga FTSP menjadi lebih dinamis dan sinergis. (Foto oleh: Nafiul Mualimin)

Oleh: Yuyun Novia Sari

Kampus Terpadu, Himmah Online

Bertempat di hall Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan pada (14/05), lima calon legislatif fakultas dan sebagian calon legislatif universitas berkampanye di hadapan para mahasiswa. Di sana, turut hadir pula Mohammad Teguh selaku dekan FTSP.

Dalam isi sambutannya, Teguh memandang UII sebagai barometer di Yogyakarta secara nasional. “Jadi, gerakan mahasiswa UII pada tahun ini dijadikan barometer nasional di Jogjakarta,” imbuhnya. Ia juga akan memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang mampu menjaga  keseimbangan antara pengetahuan dan pengalaman, sehingga mampu membawa nama lembaga UII ke tingkat nasional.

Disusul dengan kampanye mimbar caleg, para kandidat pun secara bergantian menyuarakan visi misi mereka masing-masing di hadapan mahasiswa. Salah satu caleg fakultas, Muhammad Mulya Sidiq berpandangan ke depan untuk menjadikan FTSP sebagai rumah kreasi dan kelembagaan untuk tempat berkarya. Ada empat misi yang diusungnya, antara lain; membangun rasa kekeluargaan dengan sistem kerja yang profesional, mengoptimalkan fungsi advokasi kelembagaan, mengoptimalisasi ekspresi mahasiswa yang beraneka ragam sehingga keseluruhan kreasi dapat tersalurkan, serta hubungan sinergis dengan masyarakat luas.

Antusiasme mahasiswa FTSP dapat terlihat dari banyaknya pertanyan yang diajukan kepada Sidiq. Seperti Rifki, mahasiswa angkatan 2009 yang melontarkan pertanyaan tentang butuh tidaknya organ eksternal masuk ke internal serta tujuan pembentukan lembaga itu sendiri, apakah dari mahasiswa untuk mahasiswa atau dari mahasiswa untuk golongan. Sebagai jawabannya, Sidiq menyatakan bahwa lembaga diciptakan dari mahasiswa, oleh mahasiswa dan untuk mahasiswa. Tidak ada kepentingan golongan dibawa-bawa ke dalam kelembagaan. Selain itu, ia juga memperbolehkan organ eksternal masuk ke dalam organ internal dengan syarat tidak mencampuri segala urusan kelembagaan tersebut.

Kandidat lain, Rifky Adhi Prasojo mengusung visi misi yang berbeda. Ia ingin mengoptimalisasikan peran dan fungsi lembaga FTSP menjadi lebih dinamis dan sinergis. Lontaran pertanyaan juga muncul dari para mahasiswa terkait visi misi yang dipaparkan.

Selain caleg fakultas, kandidat legislatif universitas pun turut mengampanyekan visi misi mereka masing-masing. Salah satu diantaranya adalah Ari Wibowo. Visinya adalah mengoptimalisasi peran dan fungsi DPM dan menerapkan mahasiswa ulil albab. Hal itu ingin ia implementasikan dengan beberapa cara, antara lain; transformasi DPM ke elemen-elemen fakultas, sosialisasi hasil kesepakatan yang telah ditetapkan, serta menjaga dan memperkuat elemen-elemen.

Visi dan misi yang disampaikan oleh para kandidat legislatif diambil berdasarkan latar belakang fakultas serta universitas. Sasaran visi misi itu sebagai langkah perbaikan agar kekurangan di masa kepengurusan lembaga tahun sebelumnya tidak terulang lagi dimasa kepengurusan sekarang.

Reportase bersama: Nafiul Mualimin

Skip to content